A.
TUJUAN
1. Mengenal peralatan
yang digunakan untuk pengamatan cuaca.
2. Mengetahui
tata letak alat pengamatan cuaca di stasiun cuaca.
3. Mengetahui
prinsip dasar kerja alat pengamatan cuaca
B.
ALAT DAN BAHAN
Alat pengamatan cuaca yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu kamera, alat tulis,
kertas kosong dan bahan-bahan yang digunakan adalah Campbell stock,
Higrometer, Termometer permukaan tanah, Anemometer, Termometer suhu maksimum
dan minimum, Termometer kedalaman tanah, dan Ombrometer tipe Observatorium dan
tipe Hellman.
C. PROSEDUR KERJA
1.
Disiapkan satu alat pengamatan cuaca.
2.
Diamati alat pengamatan cuaca tersebut pada stasiun
cuaca dan digambar secara sekhematik bagian– bagianalat pengamatan cuaca.
3.
Digambar dan diberi keterangan bagian alat pengamatan
cuaca yang diamati.
4.
Dijelaskan prinsip kerja alat.
5.
Dilakukan dengan cara yang sama untuk alat pengamat
cuaca lainnya.
D. .
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Pengamatan
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
|
Keterangan
|
Prinsip
Kerja
|
Manfaat
|
||||||
1
|
Campbell Stock
|
|
a.
Bola kaca masif
b.
Penjpit bola
c.
Mangkuk tempat kertas bias
d.
Mur pengatur dudukan
e.
Kertas pias
f.
Penjepit bola masif
|
Lamanya penyinaran sinar matahari
dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola
gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus di
buat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias (Campbell. 2008).
|
Mengukur
radiasi matahari
|
||||||
2
|
Higrometer
(digital)
|
|
a.
Angka penunjuk suhu
b.
Angka penunjuk kelembaban
c.
Tombol reset
d.
Tombol max/min
|
Hygrometer mempunyai prinsip kerja
yaitu dengan menggunakan dua thermometer. Thermometer pertama dipergunakan
untuk mengukur suhu udara biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara
jenuh/lembab (Freed and Scoot. 2001).
|
Mengukur
suhu dan kelembaban
|
||||||
3
|
Termometer
Permukaan Tanah
|
|
a.
Skala termometer
b.
Batang logam yang ditancapkan ketanah
c.
Tabung vakum
|
Prinsip kerja berdasarkan kepekaan zat
cair terhadap perubahan suhu. Cara kerja alat ini yaitu jika suhu naik air
raksa mengembang dan panjang kolom air raksa dalam tabung bertambah,
sebaliknya jika penurunan suhu air raksa mengerut dan kolom dalam air raksa
memendek (Freed and Scoot. 2001).
|
Mengukur
suhu permukaan tanah
|
||||||
4
|
Anemometer
|
|
a. Cup
counter
b. Penentu
arah angin (wind vone)
c.
Kertas pias
d.
Penggores tinta
|
1. Angin mengadakan tekanan yang kuat pada
bagian baling-baling yang berbentuk cekung (mangkuk).
2. Bagian yang cekung akan berputar ke
satu arah.
3. Poros yang berputar dihubungkan dengan
dinamo kecil.
4. Bila baling-baling berputar maka akan
terjadi arus listrik yang besarnya sebanding dengan kecepatan putaran.
5. Besarnya arus listrik dihubungkan
dengan galvanometer yang telah ditera dengan satuan kecepatan dalam knots,
m/detik, atau km/jam (Freed and Scoot. 2001).
|
Mengukur
kecepatan angin dan menentukan arah angin
|
||||||
5
|
Termometer
Maximum – Minimum
|
|
a. Pipa kapiler berisi raksa (suhu max).
b. Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min)
c.
Bulb
d.
Bore
e.
Air Raksa
|
Prinsip kerja termometer maksimum adalah
termometer dengan kapiler berisi air raksa. Kapiler dekat reservoir ada
penyempitan sehingga air raksa dapat keluar bila memuai tetapi tidak bisa
kembali bila suhu turun. Prinsip kerja termometer minimum adalah termometer
dengan kapiler berisi alkohol, di dalam alkohol dengan miniskus ada indeks.
Bila suhu turun indeks didorong mendekati reservior atau suhu terendah dan
apabila suhu naik indeks tetap pada tempatnya tidak naik. Suhu paling rendah
diukur dengan termometer minimum yang dipasang diatas rumput. Dalam pembacaan
termometer hindari adanya kesalahan paralax, bila ragu ulangi pembacaan. (Freed
and Scoot. 2001)
|
Mengukur
suhu
|
6
|
Termometer
Tanah
|
|
a. Ujung sensor
b. Pipa
kapiler berisi air raksa atau alkohol
c.
Skala
d.
Pipa Kapiler
|
Termometer
ditancapkan ke dalam tanah dan didiamkan sekitar 5 menit, baru kemudian
dicabut kembali untuk mengetahui skala yang ditunjukkan oleh termometer
terhadap suhu tanah. (Freed and Scoot. 2001)
|
Mengukur
suhu dalam tanah
|
|||||
7
|
Ombrometer
Type Observatorium
|
|
a.
Mulut penakar seluas 100 cm2
b.
Leher penakar
c.
Gelas ukur
d.
pijakan
|
Prinsip
kerja alat manual ini adalah menghitung besar air yang tertampung pada alat
dan diukur dengan gelas ukur. (Freed and Scoot. 2001)
|
Mengukur
curah hujan
|
|||||
8
|
Ombrometer
Type Helman
|
|
a.
Bibir atau mulut corong
b.
Kertas pias
c.
Tangkai pena
d.
Selang
e.
Tempat air
|
Jika hujan turun, air hujan masuk melalui
corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini
menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik keatas.Pada
tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti
tangkai pelampung Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada
silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per.Jika air dalam
tabung hampir penuh (dapat dilihat pada lengkungan selang gelas) penaakan
mencapai tempat teratas pada pias.Setelah air mencapai atau melewati puncak
lengkungan selang gelas,maka berdasarkan sistem siphon otomatis (sistem
selang air),air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam
tabung.Bersamaan dengan keluarnya air,tangki pelampung dan pena turun dan
pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal.Jika hujan masih
terus-menerus turun,maka pelampung akan naik kembali seperti diatas.Dengan
demikian jumlah curah hujan dapat dihitung atau ditentukan dengan menghitung
garis-garis vertical (Freed and
Scoot. 2001).
|
Mengukur
curah hujan
|
2. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pada
alat-alat yang digunakan untuk mengamati cuaca dan suhu seperti Campbell stock, Higrometer,
Termometer Permukaan Tanah, Anemometer, Termometer Maksimum dan minimum,
Termometer Kedalaman Tanah, Ombrometer tipe Observation, dan Ombrometer tipe Hellman.
Cuaca
adalah dinamika atmosfer bumi dalam ruang dan waktu yang pendek, sedangkan iklim
adalah hasil pengamatan cuaca yang berlangsung dalam waktu yang cukup panjang.
Batas antara iklim dan cuaca tidak terlalu jelas dan bergantung pada pengertian
kedua gejala ini (Admiranto, 2009).
1. Cambell Stock
Campbell stokes adalah alat untuk mengukur lamanya durasi
penyinaran matahari. Lamanya penyinaran matahari selama sehari yang diukur
dengan memanfaatkan pergerakan semu matahari atau garis edar semu yang dimiliki
oleh matahari dari timur ke barat dan sinar matahari yang datang menuju
permukaan bumi, yaitu dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari yang
jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal sedemikian rupa hingga fokus
sinar matahari tersebut tepat mengenai permukaan kertas pias yang telah
dimasukan ke celah kerangka cekung dibawah bola pejal tersebut dan meninggalkan
jejak pias yang terbakar sesuai posisi matahari saat itu (Samantha,
2008).
Dipergunakannya bola kaca pejal
dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar
matahari secara terus menerus, tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias
ditempatkan pada kerangka cekung yang
konsentrik dengan bola pejal dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias
(Samantha, 2008).
Jika matahari bersinar sepanjang
hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak kertas pias terbakar yang
tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus – putus (misalnya
terhalang awan, ada hujan, dan sebagainya), maka jejak pias pun akan terputus –
putus. Dengan menjumlahkan bagian – bagian (jejak) yang terbakar akan diperoleh
dan dipakai sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan
jam/menit). Lamanya diukur 8 jam yaitu dari jam 00.00 UTC – 16.00
UTC ( di Indonesia ). Dengan asumsi bahwa penyinaran matahari berlangsung
mencakup semua wilayah di Indonesia selama waktu diatas (Samantha,
2008).
Kertas pias
dibentuk dalam 3 model dan disesuaikan dengan arah pergerakan semu matahari
agar sinar matahari yang terfokus dapat selalu mengenai kertas pias walaupun
matahari berada di BBU / BBS / equator. antara lain :
a. Pias
lengkung panjang, dipasang antara tanggal 15 Oktober sampai 28 Februari
b. Pias
lurus, dipasang antara tanggal 1 Maret – 11 April dan 3 September – 14 Oktober
c.Pias lengkung pendek dipasang
antara tanggal 12 April – 2 September
2. Termohigrometer
Termohigrometer dapat digunakan secara lebih
praktis untuk mengukur suhu sekaligus kelembaban nisbi dalam satu alat
ukur.Satuan yang tertera pada alat ukur ini adalah oC pada skala
penunjuk suhu dan % pada skala penunjuk kelembaban nisbi. Spiral dwi logam pada
alat ini berfungsi sebagai sensor suhu sedangkan untuk sensor kelembaban
nisbinya menggunakan spiral benda higroskopis.Alat ini digunakan untuk mengukur
kelembaban suatu tempat, digunakan pada waktu melakukan riset tentang
lingkungan.Dengan alat ini dapat menunjukkan banyaknya organisme pada
ekosistem.Karena salah satu faktor eksteral dari suatu ekosistem adalah
kelembaban (Lakitan, 2002).
Penggunaannya yang praktis membuat pengukuran
dengan alat ini lebih hemat waktu dan tenaga dan pengamatannya lebih mudah
dibandingkan menggunakan termohigrograf karena temperature dan kelembaban nisbi
dapat langsung terbaca dari jarum penunjuk skala masing-masing anasir secara terpisah.Kelemahan
dari pengggunaan alat ukur ini adalah kerentanannya terhadap pengaruh sinar
matahari dan tetesan air hujan secara langsung saat digunakan di lapangan
terbuka tanpa pelindung sehingga kurang fleksibel. Keakuratannya pun lebih
rendah dibanding termohigrograf karena pengamatan dengna alat ini biasanya
hanya dilakukan seminggu sekali (Attaqy, 2008).
3. Termometer Tanah
Termometer tanah merupakan alat untuk mengukur suhu tanah
pada beberapa kedalaman yang telah ditentukan. Kedalaman tanah yang diukur
meliputi kedalaman tanah 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm.
Termometer tanah terbagi dua yaitu termometer tanah berumput dan termometer
tanah gundul. Termometer tanah berumput merupakan sebagai sampel untuk tanah
yang memiliki vegetasi, sedangkan termometer tanah gundul merupakan sampel
untuk tanah yang tidak memiliki vegetasi (Tjasyono, 2004).
a. Bagian – bagian Alat
Termometer
tanah terdiri dari bagian sebagai berikut :
Enam buah termometer tanah ( termometer yang didisain khusus untuk mengukur
suhu tanah )
b) Lima buah besi penyangga ( untuk
termometer pada kedalaman 0 cm – 20 cm)
c) Dua buah pipa pelindung dan paraffin
wax ( untuk termometer pada kedalaman 50 cm – 100 cm )
b. Prinsip Kerja Alat
Cara kerja termometer tanah sama dengan termometer bola
kering, perbedaannya hanya pada sumber kalornya. Pada termometer bola kering
kalornya bersumber dari udara, sedangkan pada termometer tanah berasal dari
kalor tanah. Sehingga suhu tanah dapat diketahui (Tjasyono, 2004).
4. Anemometer
Anemometer merupakan alat non recording. Cup counter
anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan rata – rata angin pada ketinggian
yang ditentukan. Data yang dihasilkan berupa kecepatan rata – rata angin pada
ketinggian tersebut dalam satuan km / jam. Di stasiun klimatologi sicincin
dipasang tiga buah cup counter anemometer dengan ketinggian 0,5 meter, 2 meter
dan 10 meter. Namun sebenarnya anemometer ini ada dua tipe yaitu anemometer
putaran dan anemometer tabung tekanan. Pada umumnya alat pengukur kecepatan
angina tipe putaran adalah anemometer mangkuk. Tiga buah atau lebih bentuk
mangkuk dipasang simetris dan dipancangkan tegak lurus pada sumbu vertical.
a. Bagian – bagian Alat
Cup counter anemometer terdiri tiga
bagian utama yaitu :
Tiga buah mangkok sebagai baling
– baling yang dibatasi sudut 123 derajat
cup Counter
Tiang
b. Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja
anemometer adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai baling- baling
pada perangkat tersebut. Putaran dari baling-baling tersebut akan di konversi
menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika. Baling-baling pada anemometer
digunakan sebagai alat reseptor atau yang menangkap suatu rangsangan berupa
hembusan angin. Setelah baling-baling berputar maka hal ini akan menggerakan
sebuah alat yang akan mengukur kecepatan angin yang berhembus melalui putaran
dari baling-baling pada anemometer (Prawirowardoyo, 1996).
5. Termometer Maksimum dan Minimum
Termometer maksimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi
yang terjadi dalam periode waktu 24 jam ( 1 hari ). Termometer maksimum
termasuk alat non recording dan terpasang dalam sangkar meteorologi.Data yang dihasilkan dinyatakan
dalam satuan oC. Spesifikasi dari termometer maksimum adalah
terdapatnya celah sempit bagian antara bola termometer dan kolom raksa pada
skala, untuk menghambat kembalinya air raksa yang telah masuk ke kolom raksa
kembali ke bola termometer saat terjadinya penyusutan oleh penurunan
suhu.Termometer maksimum dipasang dengan kemiringan 50 dari garis horizontal. Setelah
dilakukan pembacaan suhu maksimum, alat ini diayunkan sehingga menunjukkan suhu
yang sama dengan suhu bola termometer bola kering.
a. Bagian – bagian Alat
Termometer maksimum terdiri dari 4 bagian utama yaitu :
1.
Bola termometer
2.
Air raksa
3.
Skala suhu
4.
Celah sempit
b. Prinsip Kerja Alat
Apabila
terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam bola termometer akan
menyebabkan air rakasa memuai. Pemuaian air raksa akan mengakibatkan
pertambahan volume air raksa ke skala yang lebih besar. Saat terjadi penurunan
suhu, air raksa yang terdapat pada bola termometer akan menyusut. Akan tetapi
air raksa yang telah masuk ke kolom raksa pada skala tidak bisa kembali ke bola
raksa karena terhambat celah sempit.Sehingga dapat diketahui suhu tertingi yang
terjadi, suhu ini diamati pada pukul 19.00 malamTermometer
ini bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik,
air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun,
air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air
raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimum
selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer
harus diayun dengan keras (Prawirowardoyo, 1996).
Termometer minimum merupakan alat non recording.Alat ini
digunakan untuk mengukur suhu yang terendah yang terjadi dalam periode waktu 24
jam.Data yang didapat dinyatakan dalam satuan 0C.Termometer minimum terpasang dalam
sangkar meteorologi. Spesifikasi dari alat ini adalah termometer minimum tidak
menggunakan air raksa, akan tetapi menggunakan alkohol. Alasan penggunaan alkohol adalah alkohol mempunyai titik beku yang
rendah dan merupakan penghantar yang baik.
a. Bagian – bagian Alat
Termometer
minimum terdiri dari 4 bagian utama yaitu :
a)
Bola termometer
b)
Alkohol
c)
Skala suhu
d)
Indeks
b. Prinsip Kerja Alat
Saat terjadi penurunan suhu, alkohol dalam bola termometer akan
menyusut. Penyusutan tersebut menyebabkan penurunan kolom alkohol pada skala dan menggeser indeks
yang terdapat pada kolom alkohol ke skala yang lebih kecil. Saat terjadi kenaikan suhu,
alkohol dalam bola termometer akan
memuai. Pemuaian tersebut akan menaikkan permukaan alkohol dalam kolom alkohol akan tetapi kenaikan tersebut
tidaak mempengaruhi posisi indeks ( indeks tidak bergerak). Sehingga dapat
diketahui suhu terendah yang terjadi (Prawirowardoyo,
1996).
6. Termometer Kedalaman Tanah
Thermometer
kedalaman tanah merupakan termometer yang mengatur kedalaman tanah dalam kedalaman tertentu. Cara penggunaan alat ini adalah dengan cara menancapkan alat tersebut hingga lingkar pembatas.
Tunggu beberapa saat hingga indikator air raksa menunjukan suhu dan setelah itu dapat diketahui berapa suhu
dalam tanah tersebut.
Prinsip termometer kedalaman tanah adalah pada pemuaian air raksa.
Kelebihannya yaitu mudah dan praktis dibawa, sederhana dalam pengoperasiannya
hanya saja tanah yang akan diukur udaranya harus ditata terlebih dahulu.
Kekurangannya yaitu kemampuannya terbatas hanya untuk mengukur suhu di atas
permukaan tanah.
7. Ombrometer tipe Observatorium
Ombrometer tipe Observatorium adalah alat pengukur atau
penakar hujan. Alat ini digunakan pada stasiun dan laboratorium. Secara umum
prinsip pengukuran hujan yaitu dengan mengukur tinggi air hujan yang jatuh pada
permukaan horisontal berupa alat penakar hujan. Cara penggunaan Ombrometer
manual adalah dengan menampung hujan
yang terjadi kemudian pada setiap jam pengamatan alat dilepas dan air hujan
ditakar dengan menggunakan gelas ukur. Prinsip kerja alat manual ini adalah
menghitung besar air yang tertampung pada alat dan diukur dengan gelas ukur.
Pengukuran dengan ombrometer manual dilakukan setiap hari jam 07.00 pagi (Lakitan, 2002).
Alat ini
memiliki bagian-bagian, dianataranya :
1. Corong
2. Tabung ukur
3. Keran
Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording
atau tidak dapat mencatat sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :
· Sebuah corong yang dapat dilepas
dari bagian badan alat.
· Bak tempat penampungan
air hujan.
· Kaki yang berbentuk
tabung silinder.
· Gelas penakar hujan.
Ombrometer dipasang di tanah lapang dan sebaiknya tegak
lurus di atas kayu dengan pondasi kuat dan permukaan corong rata (datar).
Ombrometer manual mempunyai beberapa kerugian, antara lain pada waktu hujan
lebat, kemungkinan air akan meluber sehingga hasil pengukuran tidak menunjukkan
pengukuran sebenarnya, sejumlah air di dalam tabung kemungkinan bukan berasal
dari air hujan tetapi dari kondensasi, serta intensitas hujan tidak dapat
diukur.
8. Ombrometer type Hellman
Ombrometer tipe Hellman bekerja secara otomatis letaknya
lebih rendah dari manual. Curah ujan diukur setiap jam 7 pagi dengan mengamati
gelas ukur. Angka kurang dari 0,5 mm dibulatkan ke bawah dan jika > atau =
0,5 mm dapat dianggap nol (Sofendi, 2000). Alat ini
memiliki bagian-bagian, diantaranya :
1. Corong luar.
2. Tutup.
3. Pena pencatat.
4. Batang pencatat.
5. Pengunci tromol.
6. Pompa.
7. Selang
sambungan.
8. Panci
penampung air.
9. Pemutar jam
10. Selang
corong
Prinsip kerja alat ini adalah Jika hujan turun, air hujan masuk melalui
corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan
pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung
terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung.
Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang
dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh,
pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati
puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian
ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya
pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan
dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang
terdapat pada pias.
Prosedur kerja
alat ini adalah :
1. Dipasang pada
lapangan terbuka
2. Air yang masuk
menyebabkan pena bergerak dan mencatat pada pias yang
digulung silinder
3. Jika air sudah
mencapai titik maksimum, air dalam tabung akan keluar
4. Jumlah curah
hujan dapat dihitung / ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
Penakar hujan yang
baku digunakan di Indonesia adalah tipe observatorium. Semua alat penakar hujan
yang beragam bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan alat penakar
hujan otomatis (OBS) ( Sofendi, 2000).
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan penjelasan diatas, kita
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan cuaca yaitu:
Campbell stock, Higrometer, Termometer permukaan tanah, Anemometer, Termometer suhu maksimum dan minimum, Termometer
kedalaman tanah, Ombrometer tipe Observatorium dan tipe Hellman.
2.
Cambpell Stokes
adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamapenyinaran matahari. Lama
penyinaran matahari ditunjukkan oleh panjang pias. Higrometer adalah alat
pengukur suhu dan kelembapan udara. Thermometer
permukaan tanah adalah merupakan thermometer yang mengatur kedalaman tanah dalam kedalaman tertentu. Anemometer adalah merupakan alat yang digunakan
sebagai pengukur kecepatan angin. Thermometer minimum dan maksimum adalah thermometer yang didalamnya
mengandung alkohol sedangkan termometer maksimum adalah thermometer yang didalamnya
mengandung air raksa. Thermometer kedalaman tanah adalah thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu pada
tanah, baik tanah berumput maupun tanah gundul. Apabila suhu meningkat, maka
air raksa dalam thermometer akan mengembang dan akan meningkatkan tinggi
thermometer. Ombrometer type
observatorium adalah digunakan untuk
mengukur banyaknya curah hujan pada suatu wilayah. Jumlah air yang tertampung
akan diukur setiap harinya menggunakan gelas ukur. Ombrometer type hellman adalah penakar hujan yang sering
disebut sebagai penakar hujan otomatis yang dapat
mencatat sendir
DAFTAR PUSTAKA
Admiranto, Gunawan. A.
2009. Menjelajahi Tata Surya. Kanisius. Yogyakarta.
Attaqy, Rosich. 2008. Klimatologi. Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Basoeki, M. 2004. Pengantar Meteorologi. Faperta UNSOED,
Purwokerto.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar
Klimatologi
Cetakan ke -2. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Prawirowardoyo, S.
1996. Meteorologi. Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Samantha, Olivia. 2008. Alat-alat Pengukuran Meteorologi.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Sofendi . 2000. Ilmu Geografi. Akademika Pressindo, Jakarta.
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Institut Teknologi Bandung,
Bandung.