BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah
adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun
dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang
merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi
akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk
wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh
iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu
tertentu. Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media
tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi
(hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah
seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan
lain-lain.
Tanah adalah benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang yaitu
panjang,lebar,dan kedalaman. Tanah juga dapat didefinisikan sebagai lapisan
batuan gembur yang terbentuk dari pelapukan batuan induk dan pembusukan bahan
organik. Selain itu, tanah dapat didefinisikan sebagai kumpulan benda alam
di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari bahan
mineral, bahan organik, air dan udara dan sebagai media tumbuhnya tanaman. Tanah dalam pertanian mempunyai
peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan
makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun
anorganik. Tanah untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam
mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah,
konsistensi tanah dan lain-lain.
1.
Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah
yang paling jelas dan mudah ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan
beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan
menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering
jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan
berwarna merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada
keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah. Penetapan warna
tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart.
2.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan
relatif antara fraksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting
dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam
tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah mengandung pasir,
presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila tidak ada kandungan pasir dan
liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat > 35%..
3.
Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan
kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena
butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat
seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah
merupakan susunan ikatan partikel tanah
satu sama lain. Ikatan
tanah berbentuk sebagai
agregat tanah. Pengamatan kuat
lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan sebagai derajat struktur tanah.
4.
Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat
fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau
tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik
antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan
berbagai kelembaban tanah.
Macam - macam Konsistensi Tanah :
a.
Konsistensi
Basah
Ø Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi
antara butir-butir tanah dengan benda lain.
Ø Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk
gulungan.
b.
Konsistensi
Lembab
c.
Konsistensi
Kering
Namun tanah disetiap tempat itu memiliki perbedaan, perbedaan ini bukan
karena pengaruh internal melainkan proses alam lainnya (eksternal). Bekerjanya
pengaruh tersebut menimbulkan perbedaan kenampakan pada setiap tanah. Adapun
hal-hal yang harus di amati dan dicatat yaitu warna, tektur, ketebalan horizon
dan kedalaman solum, sifat perakaran dan sifat- sifat lain yang dianggap
penting.
B. TUJUAN
Praktikum ini
bertujuan untuk dapat menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart,
menetapkan tekstur tanah ,menetapkan struktur tanah, menetapkan konsistensi
berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab, dan kering.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan
hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu
yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan(Bale, 2001)
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet
bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam
keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Berdasar
definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah, yaitu :
1.
Iklim
2.
Kehidupan
3.
Bahan induk
4.
Topografi
5. Waktu.
Dari kelima faktor tersebut yang
bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering
dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis besar
proses pembentukan tanah dibagi dalam dua
tahap, yaitu proses pelapukan dan proses perkembangan tanah
(Bale, 2001).
Pengamatan dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur, klas
struktur dan derajat struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian menjadi
bermacam-macam klas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 type tanah yaitu : type
lempeng ( platy ), type tiang, type gumpal ( blocky ), type remah ( crumb ),
type granulair, type butir tunggal dan type pejal ( masif ). Dengan pembagian
klas yaitu dengan fase sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat
kasar. Untuk semua type tanah dengan ukuran kelas berbeda-beda untuk
masing-masing type. Berdasarkan tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas
: tanah tidak beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah
lemah ( weak ) yaitu tanah yang jika tersinggung mudah pecah menjadi
pecahan-pecahan yang masih dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak
lemah tanah. sedang/cukup yaitu tanah berbentuk agregat yang jelas yang masih
dapat dipecahkan, tanah kuat ( strong ) yaitu tanah yang telah membentuk
agregat yang tahan lama dan jika dipecah terasa ada tahanan serta dibedakan
lagi atas sangat kuat dan cukupan (El-Sohby, 2008).
Warna tanah merupakan
salah satu ciri tanah yang jelas dan mudah terlihat dan barangkali lebih sering
digunakan memerikan tanah daripada ciri tanah lain, khususnya oleh orang awam.
Warna tanah tidak mendayai langsung pertumbuhan tumbuhan, akan tetapi tak
lansung lewat daya pengaruhnya atas suhu dan lengas tanah. Warna dapat menjadi
petunjuk proses pedogenesis yang telah dijalani tanah dan komponen tanah yang
menonjol. Warna tanah merupakan ungkapan kualitatif . Akan tetapi dengan
menguraikan warna dalam komponen hue, value dan chroma warna menjadi ungkapan
kuantitatif dan dapat diperlakukan sebagai suatu variable (Notohadiprawiro,
1998).
Notasi warna Munsell
untuk suatu contoh tanah tertentu dapat ditentukan dengan menbandingkan contoh
dengan satu kumpulan warna baku. Warna ini disusun dalam buku dalam buku
catatan dengan semua warna-warna dari kilap tertentu pada suatu halaman.
Halaman-halaman ini disusun dalam ketentuan pengelompokan dari peningkatan atau
penurunan panjang gelombang warna yang dominan untuk mempermudah
mencocokkan warna tanah yang tidak diketahui dengan stanar warna (Foth, 1988).
Metode yang
telah digunakan dalam mengklasifikasikan warna tanah atau dikenal oleh banyak
soil specialist adalah “System Munsell” yang membedakan warna tanah secara
langsung dengan bantuan kolom-kolom warna standar. Warna ini dibedakan
berdasarkan tiga factor basal (basic) berupa komponen warna, yaitu:
1.
Hue, merajuk
pada spectral atau kualitas warna yang dominan yang merupakan pembeda antara
merah, kuning, dan lainnya.
2.
Value, yang
mengekspresikan variasi berkas sinar yang terjadi jika dibandingkan warna putih
absolute. Warna ini merujuk pada gradasi warna dari putih (skala 10) ke hitam
(skala 0).
3.
Chroma,
didefinisikan sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya
perubahan warna dar kelabu atau putih netral (skala 0) ke warna lainnya (skala
19) (Hanafiah, 2007).
Warna tanah berfungsi
sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna
permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan
organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap.
Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah,
warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam
tanah. Di daerah berdrainase buruk,
yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+).
yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+).
Pada tanah yang
berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat
dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang
berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat.
Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain
berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula bercak-bercak karatan
merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga
terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat
menyebabkan warna lebih terang (Hardjowigeno, 1992).
Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif tiga golongan besar partikel tanah dalam
suatu masa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung (clay), debu (silt), dan pasir (sand).Butir
tunggal tanah di beri istilah partikel tanah dan golongan partikel tanah diberi
istilah fraksi tanah.Penggolongan tekstur tanah didasarkan atas perbandingan
kandungan lempung, debu, dan pasir penyusun tanah.Contoh untuk penggolongan
tanah lempung adalah tanah sawah (Darmawijaya, 1997).
Tekstur tanah mempunyai hubungan yang dekat dengan
kemampuan tanah mengikat lengas, udara tanah, dan hara tanah. Tekstur tanah
juga mempengaruhi ruang perakaran tanaman, konsistensi dan heterolahan tanah.
Selain itu juga berpengaruhi pada tingkat kesuburan tanah (Sutanto, 2005).
Struktur
tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat
dari hasil proses pedogenesis. Struktur
tanah berhubungan dengan cara dimana partikel pasir, debu, dan liat relatif
disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel
pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat
humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makroform) membentuk
sirkulasi air dan udara, juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah tanah yang
lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil (mikroform) memgang air untuk
kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular (Utomo, 1982).
Faktor – faktor yang
mempengaruhi porositas total dan distribusi ukuran pori adalah ssb :
·
Distribusi ukuran
partikel, jika partikel besar ( pasir ) lebih banyak total pori sedikit, tetapi
banyak memiliki pori berukuran besar. Sebaliknya, jika partikel halus lebih banyak, total pori
banyak dengan pori mikro banyak.
·
Kandungan bahan organik
merupakan bahan yang sarang ( porus ) dan selalu meningkatkan total porositas.
Bahan yang sebagian terdekomposisi mempunyai total porositas tinggi ( Sutanto,
2005 ).
Konsistensi tanah menunjukan integrasi antara kekuatan daya kohesi
butir-butir tanah (agregat tanah) dengan daya adhesi tanah dengan benda lain (
Rawls dan Pachepsky, 2002).Faktor – faktor
yang mempengaruhi konsistensi tanah yaitu:
·
Kondisi kelengasan
tanah ( kering, lembab,dan basah)
·
Tekstur tanah (
terutama kandungan lempung). Konsistensi tanah penting untuk menentukan cara
pengolahan tanah yang baik, juga penting bagi penetrasi akar tanaman di lapisan
bawah tanah dan kemampuan tanah
menyimpang lengas (Sutanto, 2005).
Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah
primer seperti pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu
agregat denganagregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.
Struktur horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan
merupakan penciri yang penting darisifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan
warna tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya
dengan porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan.
Struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air
(Bale, 2001).
Tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,
warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan
organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan
banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah
yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa
Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik,
yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam
keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang
berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat.
Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering,
maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) didapat pula
becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara
dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan
jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih terang(Prasetyo, 2006).
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara
fraksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam
penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam tekstur
utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah mengandung pasir,
presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila tidak ada kandungan pasir dan
liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat > 35%. (Hardjowigeno,1992).
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi
butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan
tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan
bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik
antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah. Konsistensi tanah
adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara
partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk
yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk
tanah (Baver, 1961).
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
ALAT
DAN BAHAN
Alat yang digunakan antara lain
yaitu botol semprot, lap/serbet, lup, dan buku Munsell Soil Color Chart. Bahan
yang digunakan antara lain yaitu tanah yang masih berbentuk gumpalan
(Inseptisol, Andisol, Ultisol, Vertisol, Entisol) dan air.
B.
PROSEDUR KERJA
1.
Warna Tanah
Tanah gumpal yang lembab diambil sedikit dan secukupnya
(permukaanya tidak mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas buku Munsee
Soil Collor Chart. Notasi warna (Hue,
Value, chroma) dan nama warna dicatat pada lembar pengamatan. Penamatan warna
tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.
2.
Tekstur Tanah
Penetapan tekstur tanah dilapang dilakukan dengan cara merasakan
atau meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk. Sebongkah tanah kira-kira
sebesar kelereng diambil dan basahi dengan air hingga tanah dapat ditekan.
Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar halusnya
tanah. Jika
Ø Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka besar
kemungkinan teksturnya liat,
Ø Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat dan
Ø Tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa
lembut dan licin, berarti lempung berdebu ; terasa kasar : lempung berpasir.
Data hasil pengamatan dicatat dalam lembar pengamatan.
3.
Struktur Tanah
Sebongkah tanah diambil dari horison tanah, kemudian dipecah dengan
cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan dari ketinggian tertentu.
Sehingga bongkah tanah akan pecah secara alami. Pecahan tersebut menjadi
agregat mikro (ped) yang merupakan kelas struktur tanah. Sebongkah tanah yang
diambil ditentukan bentuk struktur, kelas tanah dan derajat stukturnya.
4.
Konsistensi
Contoh tanah dalam berbagai kandungan air diamati dengan cara
dipijit dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan dimulai pada kondisi kering,
lembab dan basah dengan cara menambah air pada contoh tanahnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Jenis tanah : ultisol dan vertisol
A. Warna Dan Tekstur
No
|
Jenis Tanah
|
Warna Tanah
|
Tekstur Tanah
|
|
NOTASI WARNA
|
NAMA WARNA
|
|||
1
|
Ultisol
|
10 R 3/6
|
Darkred
|
Liat berdebu
|
2
|
Vertisol
|
10 YR 3/1
|
Verry Dark Gray
|
Lempung berpasir
|
A. Struktur
NO
|
JENIS TANAH
|
STRUKTUR TANAH
|
||
TIPE
|
KLAS
|
DERAJAT
|
||
1
|
Ultisol
|
Remah
|
Kasar (C) 5-10mm
|
Cukupan
|
2
|
Vertisol
|
Pejal
|
Sedang 13mm
|
Kuat
|
B.
Konsistensi
NO
|
JENIS TANAH
|
KONSENTRASI TANAH
|
KONSENTRASI LEMBAB
|
KONSENTRASI KERING
|
|
Kelekatan
|
Keliatan
|
||||
1
|
Ultisol
|
s (lekat)
|
p (plastis)
|
Vt (sangat teguh)
|
h (sangat keras)
|
2
|
Vertisol
|
ss (tidak lekat)
|
P (plastis)
|
Vt (sangat teguh)
|
sh (agak keras)
|
B. PEMBAHASAN
Dalam bidang pertaian warna tanah
berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan
warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik.
Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan
dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah
banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam
tanah(Hardjowigeno,1992).
Warna
tanah yang menunjukkan kondisi aerob (warna terang) atau anaerob (berwarna
kelabu) dan tngginya kadar kadungan bahan organik tanah (berwarna
hitam/gelap), sehingga diketahui tingkat kesuburan
tanah (Hakim, 1986).
Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air,
seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi
(Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah
terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa
Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna
kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang
kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) didapat pula
becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara
dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis
mineral dapat menyebabkan warna lebih terang(Prasetyo.,2006).
1.
Warna tanah
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah.Warna
tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang
dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan
spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Warna
tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang perlu diketahui, karena dapat
dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah tersebut. Tanah
berwarna gelap mencirikan kandungan bahan organic yang tinggi, warna kelabu
menunjukkan pengaruh air yang dominan, warna merah menunjukkan bahwa tanah
sudah mengalami pelapukan yang lanjut. Cara membandingkan warna tanah adala
dengan menggunakan buku warna standar dari Munsell
Soil Colour Chart (MSCC). . Warna dinyatakandalam tiga satuan, yaitu
kilap (HUE), nilai (VALUE), dan kroma (CHROMA) (Hakim,
1986).
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas
dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah. Warna tanah digunakan juga
dalam penaksiran :
Ø Tingkat pelapukan atau proses pembentukna tanah, semakin merah berarti
semakin lanjut pelapukannya.
Ø Kandungan bahan organik tanah.
Ø Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik ; sedang
warna kelabu menunjukan drainase yang buruk.
Ø Horizon pencucian/ pengendapan, warna putih mennunjukan horizon pencucian ;
warna gelap menunjukan horizon pengendapan.
Ø Jenis mineral, warna gelap dimungkinkan mengandung kuarsa, kapur ; merah
mengandung besi ; warna gelap mengandung boron atau mangan (Apryanti, 2012)
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor
berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah,
dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral
feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis
mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit
dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi
kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya
makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih
terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah
menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat
hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang
ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga
kelabu hijau (Madjid, 2009).
2.Tekstur
Tanah
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran
butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh
butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri
dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir,
debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung.
Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin
kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara (Baver,1961).
Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas
seperti yang tertera pada diagram segitiga tekstur tanah USDA yang meliputi
pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir,
lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir,
liat berdebu, dan liat .Sasaran
pokok cara kerja penetapan tektur tanah adalah menentukan agihan ukuran jarak
penyusun fasa padat tanah. Pada acara praktikum ini uji tekstur tanah
dilaksanakan dengan menguji suatu massa contoh tanah diantara muka ibu jari dan
telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah dan sensai yang muncul (Baver,1961).
3.Struktur
Tanah
Struktur tanah adalah penyusunan
(arrangement) partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu dan lempung
membentuk agregat-agregat yang satu agregat denganagregat lainnya dibatasi oleh
bidang belah alami yang lemah. Struktur horison-horison tanah sering berbeda
satu dengan yang lainnya dan merupakan penciri yang penting darisifat tanah,
sama halnya dengan tekstur dan warna tanah. Struktur dapat memodifikasikan
pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan porositas, tersedianya unsur hara
kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan. Struktur tanah yang sempurna mampu
memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air (Bale, 2001).
Struktur tanah terbentuk akibat adanya penggabungan
butir-butir primer tanah oleh adanya koloid tanah, humus, atau bahan kimia.Pada
pengamatan struktur tanah diamati bentuk struktur, agregat tanah (ped)/ kelas
struktur dan derajat struktur tanah (Bale,
2001).
4.Konsistensi
Konsistensi
adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada
saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya
kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel
dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.Konsistensi tanah menunjukkan
integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi
butir-butir tanah dengan benda lain. (Hardjowigeno, 1992).
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna yang
terdapat pada buku “Munsell Soil Color Chart”, warna dinyatakan dalam tiga
satuan/kriteria, yaitu kilapan (hue), nilai (value) dan kroma (chrome), menurut
nama yang tercantum dalam lajur buku tersebut, kilap berhubungan erat dengan
panjang gelombang cahaya, nilai berhubungan erat dengan kebersihan suatu warna
dari pengaruh warna lain dan kroma yang kadangkadang disebut juga dengan
kejernihan yaitu kemurnian relatif dari spektrum warna.
Warna tanah pada ordo tanah Ultisols yang diamati yaitu Darkred adalah
warna yang mempunyai nilai Hue = 10 R, Value = 3 dan chroma = 6. Biasanya
ditulis dengan menggunakan notasi 10 R 3/6 menurut buku Munsell Soil Color
Chart.
Warna tanah pada ordo tanah Vertisols yang diamati yaitu Very Dark
Gray adalah warna yang mempunyai nilai Hue = 10 YR, Value = 3 dan chroma = 1.
Biasanya ditulis dengan menggunakan notasi 10 YR 3/1 menurut buku Munsell
Soil Color Chart.
Ukuran
relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu
pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan
relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi
fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena
tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Tan, 1992).
Telah diketahui bahwa pasir dan debu terutama berasal dari pecahnya butir-butir
mineral tanah yang ukurannya berbeda - beda dari satu jenis tanah dengan jenis
tanah yang lain. Luas
permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram. Tingkat
pelapukan debu dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih besar
dari pada pasir (Mul , 2004).
Tekstur tanah
di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah
di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya
yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara
sebagai berikut:
a)
Pasir
Apabila rasa
kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan
gulungan.
b)
Pasir Berlempung
Apabila rasa
kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi
mudah sekali hancur.
c)
Lempung Berpasir
Apabila rasa
kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
d)
Lempung
Apabila tidak
terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
e)
Lempung Berdebu
Apabila terasa
licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan
permukaan mengkilat.
f)
Debu
Apabila terasa
licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung
dengan permukaan mengkilat.
g)
Lempung Berliat
Apabila terasa
agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk
gulungan yang agak mudah hancur.
h)
Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa
halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak
teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
i)
Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa
halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat
dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
j)
Liat Berpasir
Apabila terasa
halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan
mudah dibuat gulungan.
k)
Liat Berdebu
Apabila terasa
halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah
dibuat gulungan.
l)
Liat
Apabila terasa
berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah
dibuat gulungan
(Hardjowigeno,
2010).
Tekstur tanah pada ordo tanah Ultisols yang diamati
yaitu lempung berdebu. Tekstur tanah lempung berdebu yaitu rasa licin, dapat
dibentuk bola teguh serta permukaan licin dan melekat.Sedangkan tekstur tanah pada tanah Vertisols yaitu lempung
berpasir,rasa dan sifat tanahnya agak kasar,bola agak keras tetapi mudah
hancur,agak lekat.
Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak
kasar , membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan
dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama.Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena
cirinya rasa agak licin , membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan
kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena tanah ini
dikembangkan dari bahan induk liat dimana ilkim musim basah dan kering
jelas (Foth,1988).
Vertisol menggambarkan
penyebaran tanah-tanah dengan tekstur liat dan mempunyai warna gelap, pH yang
relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga
relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan
subtropis (Munir, 1996).
Struktur tanah
merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat.
Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan
partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut
agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda
dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Berdasarkan tinjauan
edafologi, sejumlah faktor yang berkaitan dengan struktur tanah jauh lebih
penting dari sekedar bentuk dan ukuran agregat. Dalam hubungan tanah-tanaman,
agihan ukuran pori, stabilitas agregat, kemampuan teragregasi kembali saat
kering, dan kekerasan (hardness) agregat jauh lebih penting dari ukuran dan
bentuk agregat itu sendiri (Handayani dan Sunarmianto, 2002).
Derajat dari struktur merupakan derajat agregasi atau perkembangan
struktur. Hal ini menunjukkan perbedaan diantara kohesi dalam ped dan adhesi
antara ped suatu gradasi ditentukan oleh ketahanan ped dan imbangan diantara
bahan ped dan bukan ped, yang berakibatjika ped dipindahkan atau dihancurkan
perlahan-lahan. Gradasi dari suatu stuktur bervariasi sesuai dengan kelembaban
tanah yang baik dan cenderung lebih kuat seperti tanah kering (Foth, 1988).
Struktur tanah vertisol yaitu berbentuk lempeng, sumbu vertikal lebih kecil
dari pada sumbu horizontal. Kelasnya yaitu sangat keras atau VC dan derajat strukturnya yaitu
kuat, artinya telah terbentuk ped yang tahan lama dan ada adhesi lemah satu
sama lain.
Stuktur tanah Vertisol, Ultisol dan Andisol memiliki tipe bergumpal
bersudut. Dalam hal ini agregat asal terbentuk sederhana menjadi balok-balok
bermuka enam tidak teratur dan ketiga ukurannya kurang lebih sama panjang.
Ukuran tebal berkisar dari satu inchi sampai atau 4 inchi. Tipe ini umumnya
terbatas dalam sub-soil, tingkat perkembangannya dan ciri-ciri lain banyak
hubungannya dengan drainase, aerasi dan penembusan akar (Buckman, 1982).
Konsistensi tanah ditakrifkan sebagai bentuk kerja kakas (force)
fisik adhesi dan kohesi partikel – partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan. Bentuk kerja tersebut tercermin
antara lain yaitu ketahanan tanah terhadap gaya tekanan, gaya gravitasi dan
tarikan serta kecenderungan masa tanah untuk melekat satu dengan yang lain atau
terhadap benda lain ( Sutanto, 2005 ).
Konsistensi pada struktur menentukan bentuk, ukuran dan agregat alami tanah
tertentu, konsistensi tetap menentukan kekuatan dan keadaan alami gaya-gaya di
antara partikel. Konsistensi itu penting untuk mempertimbangkan dalam
pengolahan tanah dan untuk kepentingan lalulintas (Foth, 1988). Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan
dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah
merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas
kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang.
Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah kering udara (Madjid, 2009).
1)
Konsistensi kering
diukur dengan cara memecahkan agregat dalam keadaan kering angin memnggunakan
ibu jari an telunjuk atau menggunakan tanagan. Konsistensi kering pada tanah
vertisol yaitu luar biasa keras. Luar biasa keras adalah masa tanah luar biasa tahan terhadap tekanan
dan tak dapat dirusak dengan tangan, hanya dapat dirusak menggunakan palu (Sutanto, 2005).
2)
Konsistensi lembab
diamati pada kondisi kandungan lengas kurang lebih antara kering angin dan
kapasitas lapang, dengan cara diremas sampai tanah agak lembab. Konsitensi
lembab pada tanah vertisol yaitu luar biasa teguh. Luar biasa teguh adalah
bahan tanah hanya hanya dengan pukulan
yang kuat sedikit demi sedikit, tidak mungkin hanya ditekan mengggunakan ibu
jari dan telunjuk (Sutanto, 2005).
3)
konsistensi basah diamati pada saat tanah dalam keadaan basah
atau berada diatas kapasitas lapang. Kelekatan konsistensi basah pada tanah
vertisol yaitu agak lekat. Setelah tekanan dilepaskan sebagian tanah masih melekat
pada ibu jari dan telunuk, tetapi salah
satu jari tampak lebih bersih. Keliatan
konsistensi basah pada tanah vertisol yaitu tidak plastis, tanah tidak dapat dibentuk sosis panjang (Sutanto, 2005).
konsistensi basah pada tanah vertisol yaitu tidak plastis, tanah tidak dapat dibentuk sosis panjang (Sutanto, 2005).
Konsistensi basah
dibandingkan lagi menurut kelekatan dan keliatan . tanah Vertisol kelekatannya
lekat dan keliatannya sangat plastis. Tanah Ultisol sangat lekat dan agak
plastis. Tanah Inseptisol agak lekat dan agak plastis. Tanah Andisol agak lekat
dan tidak plastis. Kelekatan dengan ciri-ciri tanah dapat melekat atau menempel
pada benda-benda yang mengenainya. Keliatan menunjukkan sifat yang mempunyai
kemampuan dapat dengan mudah diubah-ubah bentuknya (Hakim,1986).
Tanah vertisol yang
berkadar liat tinggi cenderung mempunyai konsistensi lekat dan plastis, liat
cenderung membentuk struktur gumpal (Rachim, 2007). Tanah yang melekat
menunjukan adhesinya tinggi, sehingga mudah menempel. Tanah yang plastis
menunjukan kohesi antar agregat besar ( Mc Cullagh, 1989).
Tanah yang baik dan mudah diolah adalah tanah yang lunak dan tidak melekat
pada alat pengolahan tanah. Tanah yang lunak( tidak keras/ lepas-lepas)
merupakan tanah yang mudah dipenetrasi oleh akar tanaman sehingga memberikan
kesempatan bagi tanaman untukberkembang dan tumbuh dengan baik. Tanah yang
tidak banyak melekat pada tanah menunjukan, dalam kondisi basah, tanah hanya
mengandung sedikit oksigen dan udara lain. Padahal udara juga merupakan faktor
penting pertumbuhan tanaman (Certini dan Scalenghe, 2006).
Adapun fungsi dari Warna tanah adalah sebagai
penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah,
dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi
oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah (Prasetyo.,2006) .
Warna tanah yang terdeteksi berbeda-beda karena mencerminkan sifat tanah,
sedangkan diketahui jenis tanahnya berbeda, sehingga warnanya pun pasti
berbeda.Berdasar pengamatan di laboratorium diketahui bahwa tanah Andisol
memiliki warna hitam, hal ini sesuai dengan literaturHardjowigeno(2003) yang
menyatakan bahwa Andisol merupakan tanah yang berwarna hitam dengan epipidon
mollik atau umbrik atau ochrik atau kambik,bulk density kurang dari 0,85
g/cm.banyak mengandung bahan amorf,atau lebih dari 60% terdiri dari abu
vulkanik vitrik,cindes atau bahan pyroklastik lain (Hardjowigeno,2003).
Prasetyo (2006) yang menyatakan bahwa bahan organik di dalam tanah
akan menghasilkan warna kelabu gelap, cokelat gelap, kecuali terdapat pengaruh
mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering
terjadi modifikasi dari warna-warna .
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran
butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh
butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri
dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir,
debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung.
Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat
tanah tersebut memegang air dan unsur hara (Baver,1961).
Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas
seperti yang tertera pada diagram segitiga tekstur tanah USDA yang meliputi
pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir,
lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir,
liat berdebu, dan liat (Baver,1961)
Sasaran pokok cara kerja penetapan tektur
tanah adalah menentukan agihan ukuran jarak penyusun fasa padat tanah. Pada
acara praktikum ini uji tekstur tanah dilaksanakan dengan menguji suatu massa
contoh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan rasa
tanah dan sensai yang muncul (Baver,1961).
Praktikum
kali ini kami menggunakan penetapan tekstur di laboratorium, dan Menurut hasil praktikum,
diketahui bahwa :
1.
Sampel tanah Ultisol bertekstur Liat berdebu
2.
Sampe tanah Vertisol bertekstur Lempung
berpasir
Hal ini tidak sesuai literature yang menyatakan bahwa Tanah Vertisol memilki tekstur liat
karena cirinya rasa agak licin ,membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan
kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena tanah ini
dikembangkan dari bahan induk liat dimanailkim musim basah dan kering
jelas (Foth,1988).
Tanah Vertisol memiliki
persen pasir yang lebih dominan yaitu sebesar 57% dan diikuti oleh persen liat
sebesar 38% dan persen debu 5%. Dari jumlah persen pasir, debu, dan liat, tanah
Vertisol memiliki kelas tekstur liat berpasir (Arif ,2009).
Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa Tanah Ultisol bertekstur lempung liat berpasir dan
memiliki ciri-ciri licin agak kasar , membentuk bola dalam keadaan kering sukar
dipijit, mudah digulung serta melekat sekali. Disebabkan kare na kurang nya
teliti saat menentukan tekstur tanah (Dedi,2006).
Struktur
tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah primer seperti
pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu agregat
denganagregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur
horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan merupakan
penciri yang penting darisifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan warna
tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan
porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan.
Struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air
(Bale, 2001).
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Sampel tanah Ultisol berstruktur remah
2. Sampel tanahVertisol berstruktur pejal
Sifat fisik Ultisol tekstur halus pada horison Bt
(karena kandungan liat maksimal pada horison ini), struktur pada horison Bt
berbentuk Blocky, konsistensi teguh, cutanliat terjadi pathite
banyak ditemukan konkresi (Dedi
Nursyamsi ,2006).
Vertisol
menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan struktur kersai dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif
tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif
tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropics( Nurdin ,2008).
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan
ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang
menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi
(tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban
tanah.Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi
butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hakim,
1986).
Percobaan
yang dilakukan oleh kelompok kami memberikan hasil konsistensi tanah sebagai
berikut :
.
a. Ultisol pada
konsistensi lekat (s) dan plastis (p), pada konsistensi sangat teguh(vt) dan
pada konsistensi sangat keras (vh).
b. Vertisol pada
konsistensi agak lekat (ss) dan plastis
(p), pada konsistensi lembab sangat teguh (vt) dan pada
konsistensi kering sangat keras (sh).
Percobaan ini hampir mendekati dengan literatur
Hakim1986 tanah Vertisol kelekatannyaLekatdan keliatannya agak plastis. Tanah Ultisol lekat dan agak plastis. Tanah inseptisol agak lekat dan tidak plastis. Tanah Andisol agak lekat dan tidak plastis. Tanah
Entisol agak lekat dan agak plastis.TanahVertisol memiliki konsistensi
lembab sangat teguh sekali, tanah
Ultisol, Inseptisol dan Entisol gembur, dan tanah Andisol lepas. Tanah
Vertisol memiliki konsistensi kering sangatkeras sekali, Ultisol, vitisol, inseptisolagak keras, dan
Andisol lepas
Dengan membandingkan hasil pengamatan dan ciri – ciri
tanah untuk setiap jenis tanah yang telah di praktikumkan dan di tarik
kesimpulan bahwa hasil yang di peroleh mendekati dengan ciri – ciri tanah
sesuai literatur, hanya terdapat sedikit perbedaan. Hal ini bisa disebabkan
oleh perbedaan tempat tanah tersebut diambil dan perbedaan faktor pembentuk
tanah (El-Sohby,
M.A, 2008).
Tujuan mengetahui pengamatan tanah dengan indra adalah untuk berlatih
menentukan berbagai jenis tanah dengan mudah, hanya dengan indra yang manusia
punya seperti indra pengliahatan (mata) dan kulit. sehingga dapat digunakan
kembali untuk menentukan jenis tanah di lapang dengan mudah dan biaya yang
tidak telalu tinggi (Prasetyo, 2006).
BAB V
SIMPULAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini diperoleh data hasil dari
masing-masing percobaan yaitu
1. Jenis tanah ultisol notasi 10 R 3/6 darkred, bertekstur liat berstruktur gempal pada
konsistensi ultisol berstruktur Lekat(S) dan
plastis (p), pada konsistensi gembur
(v) dan pada konsistensi kering sangat keras (vh)
2. Jenis tanah vertisol notasi warna 10YR 3/1 verry dark
grey bertekstur lempung berdebu berstruktur pejal pada
konsistensi agak lekat (ss) dan
plastis (p), pada konsistensi sangat teguh (vt) dan pada
konsistensi sangat keras (sh).
B.
SARAN
1.
Lebih teliti dalam menetukan warna tanah , tekstut ,
struktur dan konsistensi sesuai dengan patokan yang ada.
2.
Komunikasi antar Asisten dan Praktikan
sebaiknya diperlancar agar praktikan dapat mengetahui apa saja yang diperlukan
sehubungan dengan praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Basma
A.2008. Cyclic swelling Behavior of clays. Journal
of Geotechnical Engineering, ASCE,
8 (4
) :45-62
Bailey.
1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc. New york.
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc. New york.
Dedi Nursyamsi .2006 Kebutuhan Hara
Kalium Tanaman Kedelai Di Tanah Ultisol
El-Sohby, M.A.
2008. Type of soils. Canadian Geotechnical Journal ,4(3) :
155-162.
Buckman,
Harry O. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Certini,
Gracomo dan Riccardo Scalenghe. 2006. Soil : Basics Concept Future Challenge.
Cambridge University Press. Cambridge.
Darmawijaya,
Isa. 1997.Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada
University Press Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Handayani, S., dan Sunarmianto. 2002. Kajian
Struktur Tanah Lapis Olah. Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan Vol 3 (1) (2002) pp 10-1.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo.
Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
Akapress. Jakarta.
Majid, Abdul. 2009. Sifat Fisika Tanah .
Erlangga. Jakarta.
Mc cull’agh,
P. dan J.A. Nelder. 1989. Generalised Linier Models : Interaching Prosses In
Soil Science. Lewis Publication. Florida.
Mul, M.S. 2004. Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Rieneka Cipta , Jakarta.
Munir, Moch. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta .
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah Dan
Lingkungan. Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Rachim D. A. 2007. Dasar-dasar
genesis tanah. Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Baver,
L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley
& Sons Inc. New york.
Darmawijaya,
M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Foth, Henry
D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta..
Foth, Henry
D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Hakim, Nurhajati. 1986.
Dasar-dasar Ilmu Tanah.Lampung:UniversitasLampung.
Kartasapoetra. 1987. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian UniversitasPadjajaran.Bandung
Kononova.M.M. 1996. Soil organic matter. Diterjemahkan
dari bahasa Rusia oleh T.Z. Nowokowski &
A.C.D.Newman 2nd English Edition. Pergamon Press Ltd. Oxford.
LondonSarief. 1979.
Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai
Penelitian Teh & Kina. Bandung.
Rawls, W. J dan Y.A Parchepsky. 2002. Soil consistence and structure as
predictors of water retention. Soil Science Journal.
Sutanto, R.
2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisus.
Yogyakarta.
Tan, K.H.1992. Dasar–Dasar Kimia Tanah
(terjemahan). Gadja Mada Univ. Press. Bulaksumur Yogyakarta.
Utomo, H.W. 1992. Dasar-dasar Fisika
Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Prasetyo. 2006.
Evaluasi Tanah Sawah Bukaan Baru Di Daerah Lubuk Linggau Sumatera Selatan.
Jurnal Ilmu-Ilmu Tanah Indonesia, 8(1): 31-34.