pub-7383082083714536 arsip: laporan
Tampilkan postingan dengan label laporan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label laporan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 29 April 2016

laporan dasar ilmu tanah acara IV pengamatan tanah dengan indera




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.  Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain.
Tanah adalah benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang,lebar,dan kedalaman. Tanah juga dapat didefinisikan sebagai lapisan batuan gembur yang terbentuk dari pelapukan batuan induk dan pembusukan bahan organik. Selain itu, tanah dapat didefinisikan sebagai kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari bahan mineral, bahan organik, air dan udara dan sebagai media tumbuhnya tanaman. Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Tanah untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain.

1.      Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah. Penetapan warna tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart.
2.      Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah mengandung pasir, presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila tidak ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat > 35%..
3.      Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah merupakan susunan  ikatan partikel  tanah  satu  sama  lain. Ikatan  tanah  berbentuk  sebagai  agregat  tanah. Pengamatan kuat lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan sebagai derajat struktur tanah.






4.      Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
Macam - macam Konsistensi Tanah :
a.       Konsistensi Basah
Ø Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain.
Ø Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan.
b.      Konsistensi Lembab
c.       Konsistensi Kering
Namun tanah disetiap tempat itu memiliki perbedaan, perbedaan ini bukan karena pengaruh internal melainkan proses alam lainnya (eksternal). Bekerjanya pengaruh tersebut menimbulkan perbedaan kenampakan pada setiap tanah. Adapun hal-hal yang harus di amati dan dicatat yaitu warna, tektur, ketebalan horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran dan sifat- sifat lain yang dianggap penting.
B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk dapat menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan  menggunakan buku Munsell Soil Color Chart, menetapkan tekstur tanah ,menetapkan struktur tanah, menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab, dan kering.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan(Bale, 2001)
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan   relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Berdasar definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah, yaitu :
        1.  Iklim
        2.  Kehidupan
        3.  Bahan induk
        4.  Topografi
        5. Waktu.

Dari  kelima  faktor  tersebut yang bebas  pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis  besar  proses  pembentukan  tanah  dibagi  dalam  dua  tahap,  yaitu proses  pelapukan dan proses perkembangan tanah  (Bale, 2001).




Pengamatan dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur, klas struktur dan derajat struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian menjadi bermacam-macam klas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 type tanah yaitu : type lempeng ( platy ), type tiang, type gumpal ( blocky ), type remah ( crumb ), type granulair, type butir tunggal dan type pejal ( masif ). Dengan pembagian klas yaitu dengan fase sangat halus, halus, sedang, kasar dan  sangat kasar. Untuk semua type tanah  dengan ukuran kelas berbeda-beda untuk masing-masing type. Berdasarkan tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas : tanah tidak beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah ( weak ) yaitu tanah yang jika tersinggung  mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang masih dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah. sedang/cukup yaitu tanah  berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat dipecahkan, tanah kuat ( strong ) yaitu tanah yang telah membentuk agregat yang tahan lama dan jika dipecah terasa ada tahanan serta dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan  (El-Sohby, 2008).
Warna tanah merupakan salah satu ciri tanah yang jelas dan mudah terlihat dan barangkali lebih sering digunakan memerikan tanah daripada ciri tanah lain, khususnya oleh orang awam. Warna tanah tidak mendayai langsung pertumbuhan tumbuhan, akan tetapi tak lansung lewat daya pengaruhnya atas suhu dan lengas tanah. Warna dapat menjadi petunjuk proses pedogenesis yang telah dijalani tanah dan komponen tanah yang menonjol. Warna tanah merupakan ungkapan kualitatif . Akan tetapi dengan menguraikan warna dalam komponen hue, value dan chroma warna menjadi ungkapan kuantitatif dan dapat diperlakukan sebagai suatu variable (Notohadiprawiro, 1998).



Notasi warna Munsell untuk suatu contoh tanah tertentu dapat ditentukan dengan menbandingkan contoh dengan satu kumpulan warna baku. Warna ini disusun dalam buku dalam buku catatan dengan semua warna-warna dari kilap tertentu pada suatu halaman. Halaman-halaman ini disusun dalam ketentuan pengelompokan dari peningkatan atau penurunan panjang gelombang warna  yang dominan untuk mempermudah mencocokkan warna tanah yang tidak diketahui dengan stanar warna (Foth, 1988).
Metode yang telah digunakan dalam mengklasifikasikan warna tanah atau dikenal oleh banyak soil specialist adalah “System Munsell” yang membedakan warna tanah secara langsung dengan bantuan kolom-kolom warna standar. Warna ini dibedakan berdasarkan tiga factor basal (basic) berupa komponen warna, yaitu:
1.        Hue, merajuk pada spectral atau kualitas warna yang dominan yang merupakan pembeda antara merah, kuning, dan lainnya.
2.        Value, yang mengekspresikan variasi berkas sinar yang terjadi jika dibandingkan warna putih absolute. Warna ini merujuk pada gradasi warna dari putih (skala 10) ke hitam (skala 0).
3.        Chroma, didefinisikan sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dar kelabu atau putih netral (skala 0) ke warna lainnya (skala 19) (Hanafiah, 2007).
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,
yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+).
Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula bercak-bercak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih terang (Hardjowigeno, 1992).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif tiga golongan besar partikel tanah dalam suatu masa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung (clay), debu (silt), dan pasir (sand).Butir tunggal tanah di beri istilah partikel tanah dan golongan partikel tanah diberi istilah fraksi tanah.Penggolongan tekstur tanah didasarkan atas perbandingan kandungan lempung, debu, dan pasir penyusun tanah.Contoh untuk penggolongan tanah lempung adalah tanah sawah (Darmawijaya, 1997).
Tekstur tanah mempunyai hubungan yang dekat dengan kemampuan tanah mengikat lengas, udara tanah, dan hara tanah. Tekstur tanah juga mempengaruhi ruang perakaran tanaman, konsistensi dan heterolahan tanah. Selain itu juga berpengaruhi pada tingkat kesuburan tanah (Sutanto, 2005).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana partikel pasir, debu, dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makroform) membentuk sirkulasi air dan udara, juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil (mikroform) memgang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular (Utomo, 1982).
Faktor – faktor yang mempengaruhi porositas total dan distribusi ukuran pori adalah ssb :
·      Distribusi ukuran partikel, jika partikel besar ( pasir ) lebih banyak total pori sedikit, tetapi banyak memiliki pori berukuran besar. Sebaliknya, jika  partikel halus lebih banyak, total pori banyak dengan pori mikro banyak.
·      Kandungan bahan organik merupakan bahan yang sarang ( porus ) dan selalu meningkatkan total porositas. Bahan yang sebagian terdekomposisi mempunyai total porositas tinggi  ( Sutanto, 2005 ).
Konsistensi tanah menunjukan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah (agregat tanah) dengan daya adhesi tanah dengan benda lain ( Rawls dan Pachepsky, 2002).Faktor – faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah yaitu:
·      Kondisi kelengasan tanah ( kering, lembab,dan basah)
·      Tekstur tanah ( terutama kandungan lempung). Konsistensi tanah penting untuk menentukan cara pengolahan tanah yang baik, juga penting bagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah tanah  dan kemampuan tanah menyimpang lengas (Sutanto, 2005).
Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu agregat denganagregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan merupakan penciri yang penting darisifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan warna tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan. Struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air (Bale, 2001).



Tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih terang(Prasetyo, 2006).

Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah mengandung pasir, presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila tidak ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat > 35%. (Hardjowigeno,1992).

Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah. Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk tanah (Baver,  1961).





















BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan antara lain yaitu botol semprot, lap/serbet, lup, dan buku Munsell Soil Color Chart. Bahan yang digunakan antara lain yaitu tanah yang masih berbentuk gumpalan (Inseptisol, Andisol, Ultisol, Vertisol, Entisol) dan air.
B. PROSEDUR KERJA

1.        Warna Tanah
Tanah gumpal yang lembab diambil sedikit dan secukupnya (permukaanya tidak mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas buku Munsee Soil Collor Chart.  Notasi warna (Hue, Value, chroma) dan nama warna dicatat pada lembar pengamatan. Penamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

2.        Tekstur Tanah
Penetapan tekstur tanah dilapang dilakukan dengan cara merasakan atau meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk. Sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng diambil dan basahi dengan air hingga tanah dapat ditekan. Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar halusnya tanah. Jika
Ø  Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka besar kemungkinan teksturnya liat,
Ø  Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat dan
Ø  Tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu ; terasa kasar : lempung berpasir.
Data hasil pengamatan dicatat dalam lembar pengamatan.
3.        Struktur Tanah
Sebongkah tanah diambil dari horison tanah, kemudian dipecah dengan cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Sehingga bongkah tanah akan pecah secara alami. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro (ped) yang merupakan kelas struktur tanah. Sebongkah tanah yang diambil ditentukan bentuk struktur, kelas tanah dan derajat stukturnya.

4.        Konsistensi
Contoh tanah dalam berbagai kandungan air diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan dimulai pada kondisi kering, lembab dan basah dengan cara menambah air pada contoh tanahnya.



































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
Jenis tanah : ultisol dan vertisol
A. Warna Dan Tekstur
No
Jenis Tanah
Warna Tanah
Tekstur Tanah
NOTASI WARNA
NAMA WARNA
1
Ultisol
10 R 3/6
Darkred
Liat berdebu
2
Vertisol
10 YR 3/1
Verry Dark Gray
Lempung berpasir

A.    Struktur
NO
JENIS TANAH
STRUKTUR TANAH
TIPE
KLAS
DERAJAT
1
Ultisol
Remah
Kasar (C) 5-10mm
Cukupan
2
Vertisol
Pejal
Sedang 13mm
Kuat

B.     Konsistensi
NO
JENIS TANAH
KONSENTRASI TANAH
KONSENTRASI LEMBAB
KONSENTRASI KERING
Kelekatan
Keliatan
1
Ultisol
s (lekat)
p (plastis)
Vt (sangat teguh)
h (sangat keras)
2
Vertisol
ss (tidak lekat)
P (plastis)
Vt (sangat teguh)
sh (agak keras)




B.     PEMBAHASAN
Dalam bidang pertaian warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah(Hardjowigeno,1992).
     Warna tanah yang menunjukkan kondisi aerob (warna terang) atau anaerob (berwarna kelabu) dan tngginya kadar kadungan bahan organik tanah (berwarna
hitam/gelap), sehingga diketahui tingkat kesuburan tanah (Hakim, 1986).

Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih terang(Prasetyo.,2006).




1.    Warna tanah

Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah.Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang perlu diketahui, karena dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah tersebut. Tanah berwarna gelap mencirikan kandungan bahan organic yang tinggi, warna kelabu menunjukkan pengaruh air yang dominan, warna merah menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan yang lanjut. Cara membandingkan warna tanah adala dengan menggunakan buku warna standar dari Munsell Soil Colour Chart (MSCC). . Warna dinyatakandalam tiga satuan, yaitu kilap (HUE), nilai (VALUE), dan kroma (CHROMA) (Hakim, 1986).
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah. Warna tanah digunakan juga dalam penaksiran :
Ø  Tingkat pelapukan atau proses pembentukna tanah, semakin merah berarti semakin lanjut pelapukannya.
Ø  Kandungan bahan organik tanah.
Ø  Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik ; sedang warna kelabu menunjukan drainase yang buruk. 
Ø  Horizon pencucian/ pengendapan, warna putih mennunjukan horizon pencucian ; warna gelap menunjukan horizon pengendapan.
Ø  Jenis mineral, warna gelap dimungkinkan mengandung kuarsa, kapur ; merah mengandung besi ; warna gelap mengandung boron atau mangan (Apryanti, 2012)

Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid, 2009).
2.Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara (Baver,1961).
Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas seperti yang tertera pada diagram segitiga tekstur tanah USDA yang meliputi pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat .Sasaran pokok cara kerja penetapan tektur tanah adalah menentukan agihan ukuran jarak penyusun fasa padat tanah. Pada acara praktikum ini uji tekstur tanah dilaksanakan dengan menguji suatu massa contoh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah dan sensai yang muncul (Baver,1961).
3.Struktur Tanah
Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu agregat denganagregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan merupakan penciri yang penting darisifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan warna tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan. Struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air (Bale, 2001).
Struktur tanah terbentuk akibat adanya penggabungan butir-butir primer tanah oleh adanya koloid tanah, humus, atau bahan kimia.Pada pengamatan struktur tanah diamati bentuk struktur, agregat tanah (ped)/ kelas struktur dan derajat struktur tanah (Bale, 2001).
4.Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hardjowigeno, 1992).

Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna yang terdapat pada buku “Munsell Soil Color Chart”, warna dinyatakan dalam tiga satuan/kriteria, yaitu kilapan (hue), nilai (value) dan kroma (chrome), menurut nama yang tercantum dalam lajur buku tersebut, kilap berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya, nilai berhubungan erat dengan kebersihan suatu warna dari pengaruh warna lain dan kroma yang kadangkadang disebut juga dengan kejernihan yaitu kemurnian relatif dari spektrum warna.
Warna tanah pada ordo tanah Ultisols yang diamati yaitu Darkred adalah warna yang mempunyai nilai Hue = 10 R, Value = 3 dan chroma = 6. Biasanya ditulis dengan menggunakan notasi 10 R 3/6 menurut buku Munsell Soil Color Chart.
Warna tanah pada ordo tanah Vertisols yang diamati yaitu Very Dark Gray adalah warna yang mempunyai nilai Hue = 10 YR, Value = 3 dan chroma = 1. Biasanya ditulis dengan menggunakan notasi 10 YR 3/1 menurut buku Munsell Soil Color Chart.
Ukuran relatif  partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Tan, 1992). Telah diketahui bahwa pasir dan debu terutama berasal dari pecahnya butir-butir mineral tanah yang ukurannya berbeda - beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah yang lain. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram. Tingkat pelapukan debu dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih besar dari pada pasir (Mul , 2004).
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
a)    Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
b)   Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.
c)    Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
d)   Lempung
Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
e)    Lempung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
f)    Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
g)   Lempung Berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
h)   Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
i)     Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.

j)     Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
k)   Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
l)     Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan
(Hardjowigeno, 2010).
Tekstur tanah pada ordo tanah Ultisols yang diamati yaitu lempung berdebu. Tekstur tanah lempung berdebu yaitu rasa licin, dapat dibentuk bola teguh serta permukaan licin dan melekat.Sedangkan  tekstur tanah pada tanah Vertisols yaitu lempung berpasir,rasa dan sifat tanahnya agak kasar,bola agak keras tetapi mudah hancur,agak lekat.
Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak kasar , membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama.Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak licin ,  membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena tanah  ini dikembangkan  dari bahan induk liat dimana ilkim musim basah dan kering jelas (Foth,1988).

Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis (Munir, 1996).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Berdasarkan tinjauan edafologi, sejumlah faktor yang berkaitan dengan struktur tanah jauh lebih penting dari sekedar bentuk dan ukuran agregat. Dalam hubungan tanah-tanaman, agihan ukuran pori, stabilitas agregat, kemampuan teragregasi kembali saat kering, dan kekerasan (hardness) agregat jauh lebih penting dari ukuran dan bentuk agregat itu sendiri (Handayani dan Sunarmianto, 2002).
Derajat dari struktur merupakan derajat agregasi atau perkembangan struktur. Hal ini menunjukkan perbedaan diantara kohesi dalam ped dan adhesi antara ped suatu gradasi ditentukan oleh ketahanan ped dan imbangan diantara bahan ped dan bukan ped, yang berakibatjika ped dipindahkan atau dihancurkan perlahan-lahan. Gradasi dari suatu stuktur bervariasi sesuai dengan kelembaban tanah yang baik dan cenderung lebih kuat seperti tanah kering (Foth, 1988).
Struktur tanah vertisol yaitu berbentuk lempeng, sumbu vertikal lebih kecil dari pada sumbu horizontal. Kelasnya yaitu sangat  keras atau VC dan derajat strukturnya yaitu kuat, artinya telah terbentuk ped yang tahan lama dan ada adhesi lemah satu sama lain.
Stuktur tanah Vertisol, Ultisol dan Andisol memiliki tipe bergumpal bersudut. Dalam hal ini agregat asal terbentuk sederhana menjadi balok-balok bermuka enam tidak teratur dan ketiga ukurannya kurang lebih sama panjang. Ukuran tebal berkisar dari satu inchi sampai atau 4 inchi. Tipe ini umumnya terbatas dalam sub-soil, tingkat perkembangannya dan ciri-ciri lain  banyak hubungannya dengan drainase, aerasi dan penembusan akar (Buckman, 1982).
Konsistensi tanah ditakrifkan sebagai bentuk kerja kakas (force) fisik adhesi dan kohesi partikel – partikel tanah pada berbagai tingkat  kelengasan. Bentuk kerja tersebut tercermin antara lain yaitu ketahanan tanah terhadap gaya tekanan, gaya gravitasi dan tarikan serta kecenderungan masa tanah untuk melekat satu dengan yang lain atau terhadap benda lain ( Sutanto, 2005 ).
Konsistensi pada struktur menentukan bentuk, ukuran dan agregat alami tanah tertentu, konsistensi tetap menentukan kekuatan dan keadaan alami gaya-gaya di antara partikel. Konsistensi itu penting untuk mempertimbangkan dalam pengolahan tanah dan untuk kepentingan lalulintas (Foth, 1988). Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara (Madjid, 2009).

1)        Konsistensi kering diukur dengan cara memecahkan agregat dalam keadaan kering angin memnggunakan ibu jari an telunjuk atau menggunakan tanagan. Konsistensi kering pada tanah vertisol yaitu luar biasa keras. Luar biasa keras adalah  masa tanah luar biasa tahan terhadap tekanan dan tak dapat dirusak dengan tangan, hanya dapat dirusak menggunakan palu (Sutanto, 2005).
2)        Konsistensi lembab diamati pada kondisi kandungan lengas kurang lebih antara kering angin dan kapasitas lapang, dengan cara diremas sampai tanah agak lembab. Konsitensi lembab pada tanah vertisol yaitu luar biasa teguh. Luar biasa teguh adalah bahan  tanah hanya hanya dengan pukulan yang kuat sedikit demi sedikit, tidak mungkin hanya ditekan mengggunakan ibu jari dan telunjuk  (Sutanto, 2005).
3)        konsistensi basah  diamati pada saat tanah dalam keadaan basah atau berada diatas kapasitas lapang. Kelekatan konsistensi basah pada tanah vertisol yaitu agak lekat. Setelah tekanan dilepaskan sebagian tanah masih melekat pada ibu  jari dan telunuk, tetapi salah satu jari tampak lebih bersih. Keliatan
konsistensi basah pada tanah vertisol yaitu tidak plastis, tanah tidak dapat dibentuk sosis panjang (
Sutanto, 2005).
Konsistensi basah dibandingkan lagi menurut kelekatan dan keliatan . tanah Vertisol kelekatannya lekat dan keliatannya sangat plastis. Tanah Ultisol sangat lekat dan agak plastis. Tanah Inseptisol agak lekat dan agak plastis. Tanah Andisol agak lekat dan tidak plastis. Kelekatan dengan ciri-ciri tanah dapat melekat atau menempel pada benda-benda yang mengenainya. Keliatan menunjukkan sifat yang mempunyai kemampuan dapat dengan mudah diubah-ubah bentuknya (Hakim,1986).
Tanah vertisol yang berkadar liat tinggi cenderung mempunyai konsistensi lekat dan plastis, liat cenderung membentuk struktur gumpal (Rachim, 2007). Tanah yang melekat menunjukan adhesinya tinggi, sehingga mudah menempel. Tanah yang plastis menunjukan kohesi antar agregat besar ( Mc Cullagh, 1989).

Tanah yang baik dan mudah diolah adalah tanah yang lunak dan tidak melekat pada alat pengolahan tanah. Tanah yang lunak( tidak keras/ lepas-lepas) merupakan tanah yang mudah dipenetrasi oleh akar tanaman sehingga memberikan kesempatan bagi tanaman untukberkembang dan tumbuh dengan baik. Tanah yang tidak banyak melekat pada tanah menunjukan, dalam kondisi basah, tanah hanya mengandung sedikit oksigen dan udara lain. Padahal udara juga merupakan faktor penting pertumbuhan tanaman (Certini dan Scalenghe, 2006).
Adapun fungsi dari Warna tanah adalah sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah (Prasetyo.,2006)  .

Warna tanah yang terdeteksi berbeda-beda karena mencerminkan sifat tanah, sedangkan diketahui jenis tanahnya berbeda, sehingga warnanya pun pasti berbeda.Berdasar pengamatan di laboratorium diketahui bahwa tanah Andisol memiliki warna hitam, hal ini sesuai dengan literaturHardjowigeno(2003) yang menyatakan bahwa Andisol merupakan tanah yang berwarna hitam dengan epipidon mollik atau umbrik atau ochrik atau kambik,bulk density kurang dari 0,85 g/cm.banyak mengandung bahan amorf,atau lebih dari 60% terdiri dari abu vulkanik vitrik,cindes atau bahan pyroklastik lain (Hardjowigeno,2003).





Prasetyo (2006) yang menyatakan bahwa bahan organik di dalam tanah akan menghasilkan warna kelabu gelap, cokelat gelap, kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna .

Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara (Baver,1961).
Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas seperti yang tertera pada diagram segitiga tekstur tanah USDA yang meliputi pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat (Baver,1961)
 Sasaran pokok cara kerja penetapan tektur tanah adalah menentukan agihan ukuran jarak penyusun fasa padat tanah. Pada acara praktikum ini uji tekstur tanah dilaksanakan dengan menguji suatu massa contoh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah dan sensai yang muncul (Baver,1961).

Praktikum kali ini kami menggunakan penetapan tekstur di laboratorium, dan Menurut hasil praktikum, diketahui bahwa :
1.      Sampel tanah Ultisol bertekstur Liat berdebu
2.      Sampe tanah Vertisol bertekstur Lempung berpasir           
Hal ini tidak sesuai literature yang menyatakan bahwa Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak licin ,membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena tanah  ini dikembangkan  dari bahan induk liat dimanailkim musim basah dan kering jelas (Foth,1988).
Tanah Vertisol memiliki persen pasir yang lebih dominan yaitu sebesar 57% dan diikuti oleh persen liat sebesar 38% dan persen debu 5%. Dari jumlah persen pasir, debu, dan liat, tanah Vertisol memiliki kelas tekstur liat berpasir (Arif  ,2009).
Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa Tanah Ultisol bertekstur lempung liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak kasar , membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali. Disebabkan kare na kurang nya teliti saat menentukan tekstur tanah (Dedi,2006).
 Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu agregat denganagregat lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang lainnya dan merupakan penciri yang penting darisifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan warna tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan porositas, tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan. Struktur tanah yang sempurna mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air (Bale, 2001).



Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1.      Sampel tanah Ultisol berstruktur remah
2.      Sampel tanahVertisol berstruktur pejal
Sifat fisik Ultisol tekstur halus pada horison Bt (karena kandungan liat maksimal pada horison ini), struktur pada horison Bt berbentuk Blocky,  konsistensi teguh, cutanliat terjadi pathite banyak ditemukan konkresi (Dedi Nursyamsi ,2006).
                  Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan struktur kersai  dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropics( Nurdin ,2008).
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hakim, 1986).

Percobaan yang dilakukan oleh kelompok kami memberikan hasil konsistensi tanah sebagai berikut :
.
a. Ultisol pada konsistensi lekat (s) dan plastis (p), pada konsistensi sangat teguh(vt) dan pada konsistensi sangat keras (vh).
b. Vertisol pada konsistensi  agak lekat (ss) dan plastis (p), pada konsistensi lembab sangat teguh  (vt) dan pada konsistensi kering sangat keras (sh).

Percobaan ini hampir mendekati dengan literatur Hakim1986 tanah Vertisol kelekatannyaLekatdan keliatannya agak plastis. Tanah Ultisol lekat dan agak plastis. Tanah inseptisol agak lekat dan tidak  plastis. Tanah Andisol agak lekat dan tidak plastis. Tanah Entisol agak lekat dan agak plastis.TanahVertisol memiliki konsistensi lembab sangat teguh sekali, tanah Ultisol, Inseptisol dan Entisol gembur, dan tanah Andisol lepas. Tanah Vertisol  memiliki konsistensi kering sangatkeras sekali, Ultisol, vitisol, inseptisolagak keras, dan Andisol lepas
Dengan membandingkan hasil pengamatan dan ciri – ciri tanah untuk setiap jenis tanah yang telah di praktikumkan dan di tarik kesimpulan bahwa hasil yang di peroleh mendekati dengan ciri – ciri tanah sesuai literatur, hanya terdapat sedikit perbedaan. Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan tempat tanah tersebut diambil dan perbedaan faktor pembentuk tanah (El-Sohby, M.A, 2008).
        Tujuan mengetahui pengamatan tanah dengan indra adalah untuk  berlatih menentukan berbagai jenis tanah dengan mudah, hanya dengan indra yang manusia punya seperti indra pengliahatan (mata) dan kulit. sehingga dapat digunakan kembali untuk menentukan jenis tanah di lapang dengan mudah dan biaya yang tidak telalu tinggi (Prasetyo, 2006).
















































BAB V
SIMPULAN

A.    KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini diperoleh data hasil dari masing-masing percobaan yaitu
1. Jenis tanah ultisol notasi 10 R 3/6 darkred, bertekstur liat berstruktur gempal pada konsistensi ultisol berstruktur Lekat(S) dan  plastis (p), pada konsistensi gembur (v) dan pada konsistensi kering sangat keras (vh)

2. Jenis tanah vertisol notasi warna 10YR 3/1 verry dark grey bertekstur  lempung berdebu berstruktur pejal pada konsistensi  agak lekat (ss) dan plastis (p), pada konsistensi sangat teguh (vt) dan pada konsistensi sangat  keras (sh).


B.                 SARAN

1.      Lebih teliti dalam menetukan warna tanah , tekstut , struktur dan konsistensi sesuai dengan patokan yang ada.
2.      Komunikasi antar Asisten dan Praktikan sebaiknya diperlancar agar praktikan dapat mengetahui apa saja yang diperlukan sehubungan dengan praktikum ini.









DAFTAR PUSTAKA
Basma A.2008. Cyclic swelling Behavior of clays. Journal of Geotechnical Engineering, ASCE, 8 (4 ) :45-62
                           
Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc. New york.

Dedi Nursyamsi .2006 Kebutuhan Hara Kalium Tanaman Kedelai Di Tanah Ultisol
El-Sohby, M.A. 2008.  Type of soils.  Canadian Geotechnical Journal ,4(3) : 155-162.
Buckman, Harry O. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Certini, Gracomo dan Riccardo Scalenghe. 2006. Soil : Basics Concept Future Challenge. Cambridge University Press. Cambridge.
Darmawijaya, Isa. 1997.Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press  Yogyakarta.

Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Handayani, S., dan Sunarmianto. 2002. Kajian Struktur Tanah Lapis Olah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 (1) (2002) pp 10-1.

Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akapress. Jakarta.
Majid, Abdul. 2009. Sifat Fisika Tanah . Erlangga. Jakarta.
Mc cull’agh, P. dan J.A. Nelder. 1989. Generalised Linier Models : Interaching Prosses In Soil Science. Lewis Publication. Florida.
Mul, M.S. 2004. Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Rieneka Cipta , Jakarta.
Munir, Moch. 1996.  Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT Dunia Pustaka  Jaya. Jakarta .
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah Dan Lingkungan. Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Rachim D. A. 2007. Dasar-dasar genesis tanah. Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian  Bogor. Bogor.
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc. New york.
Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Foth, Henry D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta..
Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Hakim, Nurhajati. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Lampung:UniversitasLampung.
Kartasapoetra. 1987. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UniversitasPadjajaran.Bandung
Kononova.M.M. 1996. Soil organic matter. Diterjemahkan dari bahasa Rusia oleh T.Z. Nowokowski &  A.C.D.Newman 2nd English Edition. Pergamon Press Ltd. Oxford. LondonSarief. 1979.
Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian Teh & Kina. Bandung.
Rawls, W. J dan Y.A Parchepsky. 2002. Soil consistence and structure as predictors of water retention. Soil Science Journal.
Sutanto, R. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisus. Yogyakarta.
Tan, K.H.1992. Dasar–Dasar Kimia Tanah (terjemahan). Gadja Mada Univ. Press. Bulaksumur Yogyakarta.
Utomo, H.W. 1992. Dasar-dasar Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Prasetyo. 2006. Evaluasi Tanah Sawah Bukaan Baru Di Daerah Lubuk Linggau Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Tanah Indonesia, 8(1): 31-34.

Nilai dari Teknologi Mekanisasi Pertanian (combine harvester) di Desa Waiketam Baru, Kec. Bula Barat, Kab. Seram Bagian Timur

  Nilai dari Teknologi Mekanisasi Pertanian (combine harvester) di Desa Waiketam Baru, Kec. Bula Barat, Kab. Seram Bagian Timur   1.  Gambar...