pub-7383082083714536 arsip: teknologi pertanian
Tampilkan postingan dengan label teknologi pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teknologi pertanian. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 November 2016

laporan praktikum sosiologi pertanian


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian guna melengkapi syarat tugas mata kuliah Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.
Laporan ini kami susun berdasarkan hasil pengamatan serta wawancara penulis terhadap beberapa permasalahan dan nara sumber di Desa Pamijen berdasarkan pengkajian beberapa literatur yang kaitannya dengan permasalahan di bidang pertanian.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari adanya bantuan baik berupa dukungan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini. Semoga bantuan dan kebaikannya mendapat pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya, kami berharap semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca, terutama bagi kalangan civitas akademika Fakultas Pertanian khususnya, dan seluruh mahasiswa pada umumnya. Amin ya rabbal ‘alamin           
                                                                           Purwokerto, 15 Juni 2015      
                                                                                                           
                                                                                                      Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I. Pendauluan........................................................................................1
1.      Latar Belakang.............................................................................1
2.      Maksud Dan Tujuan Praktikum...................................................4

BAB II. Keadaan Umum Desa.......................................................................5
1.      Letak Desa....................................................................................5
2.      Biogeofisik...................................................................................5
3.      Sejarah Dan Perkembangan Desa................................................6
4.      Penduduk.....................................................................................7
5.      Pendidikan...................................................................................8
6.      Struktur Pemerintahan Desa........................................................10
7.      Struktur Ekonomi.........................................................................11
8.      Struktur Sosial..............................................................................13
BAB III. Hasil Dan Pembahasan Materi Praktikum.......................................15
1.      Hubungan Desa Ke Kota...............................................................15
2.      Bentuk-Bentuk Kerjasama.............................................................25
3.      Mobilitas Sosial..............................................................................27
4.      Masuknya Teknologi Ke Desa.......................................................29


BAB IV. Kesimpulan Dan Saran.....................................................................32
1.      Kesimpulan.....................................................................................32
2.      Saran...............................................................................................33
Daftar Pustaka...................................................................................................35
Lampiran...........................................................................................................36









KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian guna melengkapi syarat tugas mata kuliah Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.
Laporan ini kami susun berdasarkan hasil pengamatan serta wawancara penulis terhadap beberapa permasalahan dan nara sumber di Desa Pamijen berdasarkan pengkajian beberapa literatur yang kaitannya dengan permasalahan di bidang pertanian.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari adanya bantuan baik berupa dukungan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini. Semoga bantuan dan kebaikannya mendapat pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya, kami berharap semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca, terutama bagi kalangan civitas akademika Fakultas Pertanian khususnya, dan seluruh mahasiswa pada umumnya. Amin ya rabbal ‘alamin           
                                                                           Purwokerto, 15 Juni 2015      
                                                                                                           
                                                                                                      Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I. Pendauluan........................................................................................1
1.      Latar Belakang.............................................................................1
2.      Maksud Dan Tujuan Praktikum...................................................4

BAB II. Keadaan Umum Desa.......................................................................5
1.      Letak Desa....................................................................................5
2.      Biogeofisik...................................................................................5
3.      Sejarah Dan Perkembangan Desa................................................6
4.      Penduduk.....................................................................................7
5.      Pendidikan...................................................................................8
6.      Struktur Pemerintahan Desa........................................................10
7.      Struktur Ekonomi.........................................................................11
8.      Struktur Sosial..............................................................................13
BAB III. Hasil Dan Pembahasan Materi Praktikum.......................................15
1.      Hubungan Desa Ke Kota...............................................................15
2.      Bentuk-Bentuk Kerjasama.............................................................25
3.      Mobilitas Sosial..............................................................................27
4.      Masuknya Teknologi Ke Desa.......................................................29


BAB IV. Kesimpulan Dan Saran.....................................................................32
1.      Kesimpulan.....................................................................................32
2.      Saran...............................................................................................33
Daftar Pustaka...................................................................................................35
Lampiran..................................................................................................... 







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Teknologi pertanian merupakan penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian. Cara-cara ini diwilayah pedesaan terikat oleh kebiasaan atau tradisi.  Untuk merubah cara lama atau yang telah terikat tradisi dalam kegiatan pertanian ke cara baru dengan tujuan yang lebih baik, memerlukan proses waktu yang relatif lama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, ikatan tradisi budaya serta orientasi petani dalam bertani. Seperti di desa Pekaja, masyarakat tani yang pendidikannya sebagian besar SD (Sekolah Dasar), cenderung pola berpikir tentang teknologi baru khususnya dibidang pertanian memerlukan proses waktu yang cukup lama.
Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian ke Desa Pekaja memberikan dampak positif terhadap hasil pertanian setempat. Desa Pekaja merupakan desa yang memiliki potensi alam yang baik dengan persentase 70% masyarakat nya adalah petani horti dan padi. Desa pekaja merupakan desa mandiri benih yang menggunakan teknologi-teknologi baru dalam kegiatan pertaniannya. Teknologi baru juga mencakup keorganisasian dalam masyarakat desa, yaitu cara-cara kelompok baru dibentuk atau diberi fungsi yang lain. Teknologi baru juga bisa berarti menambah fungsi-fungsi kelompok masyarakat yang telah ada, misalnya adanya kelompok tani yang semula berfungsi untuk menyatukan tujuan teknis, sekarang kelompok tani tersebut juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi untuk melayani anggotanya.
 Itulah sebabnya kami mengambil judul ini sebagai bahan yang akan dibahas mengenai teknologi baru yang masuk di desa Pekaja.


B.     Permasalahan

1.      Apa itu teknologi pertanian ?
2.      Apakah petani desa Pekaja sudah beralih ke teknologi baru ?
3.      Mengapa perlu adanya teknologi pertanian ?
4.      Manfaat apa yang diperoleh dengan adanya teknologi baru ini ?
5.      Kendala apa yang dialami dalam menerapkan teknologi ini dan bagaimana cara mengatasinya ?









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Teknologi pertanian merupakan penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian. Definisi lain tentang Teknologi pertanian menurut  para ahli adalah merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia. Falsafahnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan,lingkungan, sistem produksi serta pengolahan 
dan pengamanan hasil produksi
(Mudjana, 1982).
 Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu, secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai pemasaran. Menurut Mosher (1985), teknologi merupakan salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian. Sedangkan untuk mengintroduksi suatu teknologi baru pada suatu usahatani menurut Fadholi (1991), ada empat faktor yang perlu diperhatikan yaitu :

1.       secara teknis dapat dilaksanakan
2.       secara ekonomi menguntungkan
3.       secara sosial dapat diterima dan
4.       sesuai dengan peraturan pemerintah.
Suatu teknologi atau ide baru akan diterima oleh petani jika
1.      memberi keuntungan ekonomi bila teknologi tersebut diterapkan (profitability);
2.      teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan budaya setempat
3.      kesesuai dengan lingkungan fisik (physical compatibility);
4.      teknologi tersebut memiliki kemudahan jika diterapkan;
5.      penghematan tenaga kerja dan waktu dan
6.      tidak memerlukan biaya yang besar jika teknologi tersebut diterapkan (Mardikanto,1993).
Awalnya, penerapan pertanian konvensional mampu meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia dan pangan secara nyata tetapi semakin lama efisiensi produksi semakin menurun karena pengaruh umpan balik berbagai dampak yang merugikan. Sifat produk pertanian yang mudah rusak dan kondisi lingkungan Indonesia dengan temperatur dan kelembaban yang tidak teratur akibat pemanasan global akan mempercepat proses kerusakan komoditas. Perlakuan yang buruk terhadap komoditas ketika didistribusikan juga memperburuk kualitas komoditas pertanian. Akibat hasil pertanian Indonesia yang buruk, produk impor lebih banyak beredar di masyarakat dibandingkan produk lokal. Hal ini menunjukkan masyarakat lebih memercayai kualitas produk pertanian impor daripada produk pertanian dalam negeri. Hal ini mengakibatkan kerugian besar bagi petani, karena hasil pertaniannya tidak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga berakibat paada siklus pertanian selanjutnya. Karena jika tidak ada yang mengonsumsi hasil pertanian petani maka tidak ada umpan balik untuk siklus pertanian berikutnya karena kurangnya modal. Jadi, peningkatan teknologi pertanian sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai mutu produk pertanian lokal. ( Reksohadiprojo, 1986 )














BAB III
PEMBAHASAN


Teknologi pertanian merupakan penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian. Petani di desa Pekaja kecamatan Kalibagor banyak membudidayakan tanaman padi dan horti. Petani menanam horti seperti cabai dan timun  untuk pergantian tanam padi. Tanah di desa Pekaja termasuk tanah yang gembur dan cocok untuk kegiatan pertanian. Petani sudah menggunakan beberapa teknologi dalam bercocok tanam seperti jajar lewogo pada padi dan penanaman cabai hibrida dengan menggunakn mulsa.
 Menurut Bapak Misno selaku ketua kelompok tani Pelita Jaya desa Pekaja dasar pertimbangan masuknya teknologi baru di desa Pekaja adalah pengalihan teknologi pertanian contohnya sebelum masuknya teknologi, cabai yang ditanam adalah cabai biasa,tetapi setelah masuknya teknologi ,cabai yang ditanam menggunakan mulsa yang lebih efektif ,panen cepat,tidak dilakukan penyiangan dan dari segi pupuknya tidak banyak yang menguap, pupuk yang menguap akan diseap tanamann kurang dari 60%. Selain itu, penggunaan mulsa juga akan menurunkan aktifitas kerja OPT yang berkembang biak didalam tanah contoh nya seperti bakteri dan jamur atau telur dari beberapa serangga. Jenis bibit cabai yang digunakan di desa Pekaja adalah varietas dari hibrida F1 verywell dengan keunggulan selain tahan terhadap virus daun kuning (gemini virus) juga dapat menghasilkan satu tanaman cabai sebanyak 1,5 kg.
 Sistem tanam padi di desa pekaja sudah menggunakan teknik jajar legowo dengan tipe penanaman 6:1(6 baris ditanami, 1 baris dibiarkan kosong) ; 5:1 dan 4:1 Penggunaan teknik ini memiliki beberapa manfaat diantaranya :
1.      Meningkatkan kadar oksigen dalam tanah
2.      Dapat mengurangi serangan hama dan penyakit pada tanaman padi
3.      Mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida
4.      Dapat menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya dibagian dalam baris tanaman saja
5.      Akan meningkatkan produksi tanaman padi.
Sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah legowo di ambil dari bahasa Jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang. Legowo diartikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.
Sistem tanam jajar legowo atau disingkat legowo memberikan lorong panjang yang lebih leluasa bagi petani melakukan pemeliharaan tanpa banyak mengganggu tanaman. Iklim mikro antar tanaman diperbaiki dan populasi tanaman ditingkatkan. Oleh karena itu tanaman padi berpeluang lebih tinggi produktivitasnya apabila ditanam dengan sistem jajar legowo.
Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada padi sawah yang apabila dibandingkan dengan sistem tanam lainnya memiliki keuntungan sebagai berikut:
  1. Sistem tanaman berbaris ini memberi kemudahan petani dalam pengelolaan usahataninya seperti: pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan). Di samping itu juga lebih mudah dalam mengendalikan hama tikus.
  2. Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi.
  3. Sistem tanaman berbaris ini juga berpeluang bagi pengembangan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau parlebek (kombinasi padi, ikan, dan bebek).
  4. Meningkatkan produktivitas padi hingga mencapai 10-15%. Dengan sistem jajar legowo ini terdapat ruang terbuka yang lebih lebar di antara dua atau lebih kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak cahaya matahari masuk ke setiap rumpun tanaman padi sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman.
Prinsip Tanam Jajar Legowo
Sistem tanam jajar legowo adalah suatu rekayasa teknologi untuk mendapatkan populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar. Penerapan jajar legowo selain meningkatkan populasi pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar matahari dan udara di sekeliling tanaman pinggir sehingga tanaman dapat berfotosintesa lebih baik.
Selain itu, tanaman yang berada di pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo terdapat ruang terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses fotosintesis.
Sistem tanam jajar legowo yang sudah di perkenalkan dan sudah diadopsi oleh para petani adalah Jajar Legowo 2:1 dan Jajar Legowo 4 : 1 tipe 1 maupun tipe 2. Namun pelaksanaan di lapangan masih banyak ditemukan dengan penanaman sistem jajar legowo 5 : 1; jajar legowo 6 : 1; dan bahkan ada yang jajar legowo 8 : 1. Beragamnya praktek legowo di lapangan  tersebut menuntut adanya buku acuan penerapan sistem tanam legowo yang benar mulai dari penanaman hingga pengambilan sampel ubinan, sehingga dalam pelaksanaannya benar-benar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian menerbitkan buku tentang Sistem Tanam Legowo, 2014. Lebih lanjut dapat dijelaskan  sistem tanam jajar legowo  2 : 1 dan jajar legowo 4 : 1 tipe 1 maupun tipe 2.
Legowo 2:1
Sistem tanam jajar legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha sebanyak 213.300 rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola tanam tegel (25 x 25) cm yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan pola tanam ini, seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan.
Legowo 4:1 Tipe 1
Sistem tanam jajar legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam jajar legowo dengan keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25 x 25) cm.
Legowo 4:1 Tipe 2
Sistem tanam jajar legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Populasi tanaman 192.712  rumpun/ha dengan persentase peningkatan hanya sebesar 20,44% dibanding pola tegel (25 x 25) cm. Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama pertumbuhan.

Sistem tanam jajar legowo merupakan pengaturan tata letak tanaman, dengan membuat jarak yang lebar antar barisan tanaman.Sisa bibit yang belum tertanam pada barisan yang kosong tersebut, ditanam di pinggir baris,sebagai pagar untuk meningkatkan  jumlah populasi tanaman.
Jarak tanam yang lebar pada sistem jajar legowo memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar bagi tanaman.Jarak tanam lebar berpengaruh terhadap peningkatkan jumlah anakan padi. Semakin lebar jarak tanam, maka jumlah anakansemakin meningkat . Jarak tanam yang lebar antar tanaman dapat  memperlancar sirkulasi udaradanmempermudah perkembangan akar. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa semakin lebar jarak tanam maka pertumbuhan akar semakin baik, terbukti dari peningkatan berat kering, panjang akar dan  volume akar. Pertumbuhan akar yang optimal meningkatkan penyerapan unsur hara untuk mendukung fotosintesis sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi optimal. Peningkatan produksi diperoleh dari tanaman yang ditanam dengan jarak tanam lebar. Jumlah populasi tanaman yang ditanam dengan sistem jajar legowo lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tegel dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Jumlah populasi tanaman pada sistem tanam jajar legowo 4:1 adalah 190.000 (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2013) sampai dengan 300.000 rumpun.ha-1 , lebih banyak dibandingkan dengan sistem tegel (jarak tanam 25x25cm) yang hanya 160.000 rumpun.ha-1 (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, 2013).

Sistem pengairan yang ada di desa Pekaja telah menggunakan irigasi sawah yang baik. Petani disana mempunyai prinsip bahwa tanaman padi adalah tanaman yang membutuhkan air, bukan harus tergenang oleh air. Oleh sebab itu kondisi tanah sawah harus dijaga pada keadaan berlumpur namun tidak tergenang oleh air. Prinsip ini digunakan sebagai upaya untuk menangani masalah berkurangnya pupuk karena hanyut oleh aliran air yang terus menerus. Selain itu kondisi tanah akan menahan pupuk dapat terserap baik oleh padi dan mengurangi besarnya penguapan unsur dari tanah karena suhu dan kelembaban yang terjaga.
Petani sudah menggunakan bibit unggul untuk pertanaman mereka. Untuk membasmi hama yang menyerang tanaman, mereka juga masih menggunakan pertisida sintetis yang mereka beli di pasar. Kebutuhan pupuk petani di desa Pekaja sudah tercukupi karena terdapat lembaga khusus Gemah Ripah yang bertugas untuk memasok dan mendistribusikan secara  merata kepada petani dan menekan harga agar harga tetap terjangkau oleh petani.
Pemerintah daerah memberikan 5 unit traktor untuk kelompok tani dan satu mesin penggiling padi,namun belum ada mesin pengering padi dan lumbung di desa Pekaja,sehingga besar harapan petani kepada pemerintah untuk memberikan bantuan berupa mesin pengering padi dan lumbung padi.
Dari hasil pengamatan, yang perlu disadari adalah pengaruh dari suatu teknologi baru pada produktivitas pertanian. Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif daripada menanamnya tidak teratur. Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani baru, di mana petani setiap waktu dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
Masuknya teknologi atau adanya mekanisasi di desa mengakibatkan banyaknya pertambahan jumlah penduduk yang menganggur, transformasi yang tidak jelas, dan pola komunikasi yang sejalan dengan perubahan komunitas di desa. Kesemuanya itu merupakan inovasi, baik itu hasil penemuan dalam berpikir atau peniruan yang dapat menimbulkan difusi atau integrasi. Hal di atas juga sangat besar pengaruhnya terhadap interaksi, sebab melalui teknologi aktivitas kerja menjadi lebih sederhana dan serba cepat. Hubungan antara sesama pekerja menjadi bersifat impersonal, sebab setiap pekerja bekerja menurut keahliannya masing-masing (spesialis). Hal ini berbeda dengan kegiatan pekerjaan yang tanpa teknologi, tidak bersifat spesialis dimana setiap orang dapat saling membantu pekerjaan, tidak dituntut keahlian tertentu. Sehingga dulu hubungan antara majikan (pemilik lahan) dengan petani pekerja (buruh tani) ataupun sesama buruh tani begitu akrab dan saling mengenal, bisa dikatakan hubungan patron klient-nya begitu terasa. Namun, hubungan tersebut kini mulai mengalami pergeseran
Menurut Durkheim, E (1989) Teknologi berkaitan dengan pembatasan pekerjaan yang bersifat kerjasama, sehingga dapat menimbulkan konflik pada komunitas pertanian. Adanya teknologi, praktek-praktek saling membantu menjadi terhenti dan kerjasama informal menjadi berkurang. Proses mekanisasi di daerah pertanian menyebabkan hubungan bersifat kontrak formal. Tenaga kerja berkembang menjadi tenaga kerja formal yang kemampuan dan keahliannya terbatas. Lambat laun di pedesaan akan muncul organisasi formal tenaga kerja sebagai akibat terspesialisasi dan meningkatnya pembagian kerja. Hal inilah yang dinamakan solidaritas organik (organic solidarity) yang lebih sering terjadi pada komunitas perkotaan.
Setiap desa memiliki karakteristik tersendiri di dalam menerima teknologi baru, pada desa Pekaja kecamatan kalibagor kabupaten Banyumas, sebagian besar petani merespon dengan baik adanya teknologi baru yang masuk ke desa mereka. Namun di samping respon yang baik tersebut, para petani masih mengeluhkan tentang cara bercocok tanam padi menggunakan teknik jajar legowo dan cabai hibrida menggunakan teknik mulsa yang membutuhkan modal yang banyak,sehingga untuk golongan bawah,teknik tersebut masih tidak diterapkan contohnya pada tanaman cabai hibrida yang menggunakan teknik mulsa yang membutuhkan modal kurang lebih 20 juta per hektar. Golongan yang dapat menerima teknologi baru tersebut biasanya golongan atas orang-orang yang berani bermodal.
Teknologi merupakan salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian. Sedangkan untuk memperkenalkan suatu teknologi baru pada suatu usaha tani menurut Fadholi (1991), ada empat faktor yang perlu diperhatikan yaitu :
 (1) secara teknis dapat dilaksanakan
 (2) secara ekonomi menguntungkan
 (3) secara sosial dapat diterima dan
 (4) sesuai dengan peraturan pemerintah.
Kemudian menurut Mardikanto. (1993). Suatu teknologi atau ide baru akan diterima oleh petani jika
1.         memberi keuntungan ekonomi bila teknologi tersebut diterapkan (profitability);
2.         teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan budaya setempat
3.          kesesuai dengan lingkungan fisik (physical compatibility);
4.          teknologi tersebut memiliki kemudahan jika diterapkan;
5.          penghematan tenaga kerja dan waktu dan
6.          tidak memerlukan biaya yang besar jika teknologi tersebut diterapkan.









BAB IV
KESIMPULAN

1.      Teknologi pertanian  merupakan penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian.
2.      Petani di desa Pekaja kecamatan Kalibagor banyak membudidayakan tanaman padi dan horti. Petani menanam horti seperti cabai dan timun  untuk pergantian tanam padi
3.      Teknik pertanian yang diterapkan dalam kegiatan bercocok tanam desa Pekaja yaitu jajar legowo pada tanaman padi dan teknik mulsa pada cabai
4.      Teknologi baru membutuhkan modal yang besar sehingga hanya golongan tertentu yang dapat menerapkan teknologi tersebut.










DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian. 2013. Sistem Tanam Legowo. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.
Durkheim, E . 1989. Sosiologi dan Filsafat. Terj. Soedjono Dirdjosisworo, Jakarta : Erlangga
Fadholi, H. 1991.  Ilmu Usaha Tani.   Jakarta : Penebar Swadaya
      Hagul, Peter. 1992 . Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat . Jakarta : Rajawali Pers
Hernanto, Fadholi. 1991. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan . Surakarta : UNS Press.
Mosher, A.T. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta : Yasa Guna

Nasution, Adham.1983. Sosiologi. : Bandung  : Penerbit Alumni
 Primilestari , Suci  dan Syafri Edi . 2015 . Penerapan Teknologi untuk Meningkatkan Produksi Padi Sawah pada Lahan Tadah Hujan Kota Jambi Technology Application to Increase Rice Yield on Rain-fed Land in Jambi . Jambi : Balai  Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Proseding Seminar Nasional Lahan Suboptimal, Palembang 8-9  ISBN 979-587-580-9
Saidiharjo, P. 1974. Pengantar Ilmu Sosiologi. Surabaya  :  Bina Ilmu.

Wiyarti, Sri. 1991. Sosiologi. Surakarta : UNS Press 

Nilai dari Teknologi Mekanisasi Pertanian (combine harvester) di Desa Waiketam Baru, Kec. Bula Barat, Kab. Seram Bagian Timur

  Nilai dari Teknologi Mekanisasi Pertanian (combine harvester) di Desa Waiketam Baru, Kec. Bula Barat, Kab. Seram Bagian Timur   1.  Gambar...