BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Tanah adalah salah satu sistem bumi yang bersama
dengan sistem bumi yang lain, yaitu air alami dan atmosfer menjadi inti fungsi,
perubahan dan kemantapan oksigen. Tanah merupakan hasil pengalihragaman bahan
mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh
faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang dan berwujud
sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi.
Tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan yang
berlangsung selama beberapa tahun. Tanah adalah bagian penting dalam bidang
pertanian karena merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman, tanah juga
berfungsi dalam menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman baik unsur hara
mikro seperti Fe, B, Mo, Cu, Zn dan Cl maupun unsur hara makro seperti C, H, O,
N, P, K, Ca, Mg dan S. Sehingga tanaman bisa memenuhi kebutuhan hara baik bahan
organik maupun mineral yang dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
suatu tanaman.
Profil tanah merupakan penampangan vertikal tanah
yang menunjukan susunan horison. Horison merupakan lapisan-lapisan tanah yang
memiliki karakteristik tertentu yang membedakan setiap horison satu dengan yang
lainnya. Horison penyusun profil tanah terdiri dari horison O, A, E, B, C dan
R. Horison A merupakan horison organik yang berwarna sangat gelap, horison A
dan E merupakan horison pencucian, horison B merupakan zona akumulasi, horison
C merupakan horison yang terdiri dari bahan induk yang sebagian batuan induknya
melapuk, dan horison R merupakan horison batuan induk yang keras dan belum
melapuk.
Pengamanatan profil tanah meliputi pengamatan sifat
fisik tanah maupun sifat kimia tanah. Sifat fisik tanah meliputi warna tanah,
tekstur struktur tanah, dan konsistensi. Sifat kimia tanah meliputi pH tanah,
karatan, kandungan unsur hara seperti penentuan Mn dan Fe yang ada dalam tanah.
Pengamatan profil tanah sangat berguna untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah
maupun sifat-sifat kimia tanah sehingga dapat mengetahui jenis tanaman yang
sesuai dengan jenis tanah tersebut agar produktifitas tanaman yang
dibudidayakan optimal.
Tiap jenis tanah dan tipe tanah memiliki
ciri yang khas dipandang dari sifat – sifat fisis maupun kimianya. Pada teori
ini tanah memiliki horizon – horizon sebagai akibat berlangsungnya evolusi
genetis didalam tanah. Profil tanah ialah penampang vertical tanah dimulai dari
permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawah tanah. Solum tanah adalah
penampang tanah dimulai dari horizon A hingga horizon B. terdapatnya horizon –
horizon pada tanah – tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan
bahwa beberapa proses tertentu umumnya terdapat dalam perkembangan pembentukan
profil tanah
Horison tanah adalah lapisan-lapisan
tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses
pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang
disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan
horison yanag disebut profil tanah. Terdapatnya horizon-horizon pada
tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa
beberapa proses tertentu, umumterdapat dalam perkembangan Profil Tanah
Profil tanah adalah penampang vertikal
tanah yang dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan induk dalam tanah. Tanah
yang terbentuk di permukaan bumi berkembang dari bahan mmineral yang berasal
dari batuan melalui proses pelapikan , baik secara disis mmaupun kimia yang
dibantu oleh pengaruh dari atmosfer , sehingga di dalam tanah terdapat empat
komponen utama yaitu bahan mineral, bhan organik , udara dan air..
Dengan kata
lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan
bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi
oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena
pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air. Terdapatnya horizon-horizon
pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa
beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil tanah.
B. TUJUAN
1.
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengenal profil tanah dari atau lahan
di suatu daerah.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi
sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik
sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn,
B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme)
yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik
tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan
(Hanafiah, 2009).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat
dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman
tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan
tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural
forces) terhadap proses pembentukan mineral dan pelapukan bahan-bahan koloid
(Madjid, 2009).
Profil
tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara
membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai
dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces)
terhadap proses pembentukan mineral dan pelapukan bahan-bahan koloid (Hanafiah,
2009).
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan
klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah
uang lebih tepat waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor
pembentuk tanah maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda
adalah amat besar (Foth, 1999).
secara
garis besar proses pembentukan tanah
dibagi dalam dua tahap,yaitu proses pelapukan dan proses
perkembangan tanah.
Proses
pelapukan adalah berubahny abahan penyusun didalam tanah dari bahan
penyusun batuan. Sedangkan proses
perkembangan tanah adalah terbentuknya lapisan
tanah yang menjadi ciri, sifat, dan kemampuan yang khas dari
masing – masing jenis tanah.
Contoh proses pelapukan adalah hancurnya batuan secara
fisik, sedangkan contoh untuk peristiwa perkembangan tanah
adalah terbentuknya horison tanah, latosolisasi (Darmawijaya, 1990 ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembentukan tanah adalah :
1.
Bahan Induk
Keadaan alami
bahan induk akan mempunyai pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah muda,
mereka dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan
induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah,
termasuk tekstur, komposisi mineral, dan tingkat stratifikasi. Pembentukan
tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus
menunggu penghancuran batuan keras secara fisik dimana granit dibuka. Selama
stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman
perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju
perpindahan bahan oleh erosi tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat
berkembang dari batuan dasar (Foth, 1999).
2.
Organisme
Tanaman mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien
ketajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan
organik akan melepaskan unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri (Foth,
1999).
3.
Iklim
Pengaruh iklim
yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan
temperature. Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung
yang menentukan vegetasi alami. Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat
beberapa penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi.
Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali.
Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata
temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda yang mempunyai
pengaruh iklim yang konstan selama ganesa tanah (Foth, 199).
4.
Waktu
Tanah sebagai
hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk bui. Mereka
mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat
laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk stadia
bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua. Pada tanah-tanah muda
kandungan bahan organik meningkat dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi
laju dekomposisi. Kematangan dicirikan oleh kandungan bahan organik yang
konstan sebagai penambah diimbangi oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan
oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang menunjukkan bahwa
laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih mudah dilapukkan
(Foth, 1999).
5.
Topografi
Topografi
mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu dengan mempengaruhi
jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah,oleh karenanya
mempengaruhi kelembaban; kecepatan perpindahan tanah oleh erosi; mengarahkan
gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah
yang lain (Foth, 1999).
Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam
yang di sebut tanah. Tiap tanah dicirikan oleh susunan horizon tertentu. Secara
umum dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih
horizon utama. Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur,
struktur dan sifat morfologis lainnya (Pairunan, 1985).
Karakteristik horison tanah ada tiga istilah
yang sering diutarakan dalam ilmu tanah yaitu:
·
Solum tanah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison:
O - A - E - B.
·
Lapisan tanah atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang
meliputi horison: O – A.
·
Lapisan tanah bawah yaitu lapisan tanah yang meliputi
horison: E - B.
(Madjid, 2009).
(Madjid, 2009).
Pengenalan profil tanah secara lengkap
meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam
hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman
serta kemungkinan pengolahan tanah uang lebih tepat waktu. Adanya beberapa
tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka potensi untuk
membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda adalah amat besar (Hakim, 1986).
Tentang hal ini dikemukakan oleh Kartasapoetra
dan Mulyani (1987) sebagai berikut :
1) Lapisan tanah atas (top soil) yang ketebalan solumnya sekitar 20 – 30 cm merupakan tanah yang relatif lebih subur jika dibandingkan dengan sub soil, banyak mengandung bahan organik dan biasanya merupakan lapisan olah tanah bagi pertanian yang banyak memungkinkan keberhasilan usaha penanaman diatasnya.
2)
Lapisan tanah atas merupakan media utama bagi perkembangan akar tanaman yang
kita budidayakan dengan kandungan unsur-unsur haranya yang tinggi serta tingkat
kelembaban tanahnya menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pengelolaan tanah yang baik (pengolahan dan pemberian bahan organik) akan lebih
memperbaiki sifat fisik tanah itu, sedangkan kesuburan dan produktivitasnya
akan dapat lebih ditingkatkan dengan beberapa perlakuan, seperti pemberian
pupuk, pemulsaan, pengapuran, pengeringan atau pembasahan dan lain sebagainya.
3)
Akan tetapi dalam ketahanannya, tanah lapisan atas biasanya lebih rapuh, lebih
mudah terangkut dan hanyut dibanding dengan sub soil, terutama pada permukaan
tanah yang mempunyai kemiringan (slope), hanya dengan beberapa perlakuan pula
(penanaman rumput-rumputan dan lain-lain) maka keadaan top soil akan dapat
lebih dipertahankan. Terdapat unsur hara yang diperlukan dalam tanah yang
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Beberapa sifat-sifat fisik menurut
Hardjowigeno (1987), antara lain :
1. Batas Horizon
1. Batas Horizon
Batas suatu horizon dengan horizon
lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam
pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan horizon-horizon ini dibedakan ke
dalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm),
jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm), berangsur (lebar peralihan 6,5 – 12,5 cm)
dan baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm).
2
. Warna Tanah
Penyebab
perbedaan warna permukaan tanah umumnya disebabkan oleh perbedaaan kandungan
bahan organik. Makin tinggi kandungan organik, warna tanah semakin gelap. Di
lapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah
banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya
senyawa
Fe yang didapat.
3. Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya
tanah dari fraksi tanah halusnya tanah (< 2 mm). Berdasarkan atas
perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokan
dalam berbagai nilai struktur.
4.Struktur
Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil
dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir,
debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik,
oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk,
ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
5.
Konsistensi
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan
daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda
lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan
mengubah bentuk. Dalam keadaan lembab atau kering konsisteni tanah ditentukan
dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah
dikatakan berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila gumpalan
tanah sukar hancur dengan remasan tersebut tanah dikatakan berkonsistensi teguh
(lembab) atau keras (kering).
Dengan
demikian, proses pembentukan tanah terjadi akibat beberapa faktor yang saling
beinteraksi sehingga dapat membentuk tanah. Faktor-faktor tersebut adalah
iklim, organisme, topografi (relief), bahan induk, dan waktu. Kelima faktor
tersebut dikenal dengan istilah faktor pembentuk tanah. Sebenarnya banyak
sekali faktor lain yang mempengaruhi dalam proses pembentukan tanah, akan
tetapi kelima faktor inilah yang dianggap paling berperan penting dalam proses
pembentukan tanah s = f (cl, o,r, p, t)Di mana s adalah tanah, cl
adalah iklim lingkungan, o adalah organisme, r adalahrelief, p
adalah bahan induk, dan t adalah waktu terbentuknya tanah (Wiyono, 2012).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.
ALAT
DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum
ini diantaranya bor tanah, abney level (clinometer) untuk mengukur kemiringan
tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, buku
Munsell Soil Color Chart, kantong plastik, spidol, buku pedoman pengamatan
tanah di lapang, dan daftar isian profil.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan H2O2 3%,
larutan HCL 10%, larutan αα-dipridil dalam 1N NH4Oac neteral,
akuades dan lahan pengamatan.
B. PROSEDUR KERJA
1.
Tempat pembuatan profil dipilih, sebelumnya dilakukan
pengeboran (boring) ditempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1
meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1meter, yang berguna supaya tercapai
keseragaman.
2.
Lubang yang telah digali sedemikian rupa sehingga
terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m. Didepan bidang
pengamatan profil dibuat tangga (trap) ke bawah untuk memudahkan pengamatan.
C. Pengamatan
Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan atas
sampai bawah. Penarikan batas horison atau lapisan tanah dapt ditentukan dengan
melihat pebedaan warna atau menusuk-nusuk pisau ke dalam tanah dengan tekanan
tetap untuk merasakan perbedaan kekerasannya. Selanjutnya dilakukan penetapan
horison-horison dan penncatatan pada daftar isian profil.
Dalam
pengamatan tebal horison perlu diamati :
1.
Kejelasan
yang dibedakan atas :
a = abrupt (nyata) jika tebalnya < 2,5 cm
c = clear (jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g = gradual (berangsur), batas peralihannya 6,25- 12,5 cm
d = diffuse (baur), batas peralihannya >12,5 cm
2.
Topografi
batas horison yang dibedakan atas :
s = smooth (rata), batasnya lurus teratur
w = wavy (berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
i = irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
b = broken (terputus), batas horison tidak dapat disambungkan
Setelah masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing lapisan diamati
: warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman, bentukan
istimewa seperti konkresi, horison penciri, dan sebagainya.
Selain ciri-ciri morfologi profil, perlu juga dicatat faktor-faktor sekeliling
yaitu relief, lereng (posisi, bentuk), bentuk wilayah, ketinggian tempat, bahan
induk, drainase (kelas), permeabilitas, bentuk erosi, vegetasi, iklim, curah
hujan, permukaan air tanah, usaha tani, keadaan batu, dan sebagainya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
Lapisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Dalam Lapisan
|
0cm-18cm
|
18cm-44cm
|
44cm-69cm
|
69cm-97cm
|
97cm-125cm
|
|
Simbol Lapisan
|
O
|
A1
|
A2
|
B1
|
B2
|
|
Batas Lapisan
|
C
|
G
|
G
|
D
|
D
|
|
Batas Topografi
|
S
|
S
|
S
|
W
|
W
|
|
Warna Tanah (Matriks)
|
5 YR 4/1
Dark reddish gray
|
5YR 4/2
Dark grey brown
|
10YR 3/3
Dark brown
|
10 YR 4/6
Dark Yellow sid brown
|
10 YR 3/3
Dark brown
|
|
Tekstur Tanah
|
S
CL
|
L
|
S
Cl
|
Cl
|
Cl
|
|
Struktur Tanah
|
1 VC
|
1 M
|
1 C
|
2 M
|
1 F
|
|
Konsistensi
|
so po vF S
|
ss ps
f l
|
so po
vf
s
|
ss t s
|
vs p f sh
|
|
pH Tanah
|
5
|
5
|
6
|
5
|
5
|
|
Perakaran
|
Banyak
|
Sedang
Sedang
|
sedikit
sedikit
|
sedikit
sedikit
|
||
Reaksi Terhadap Hcl
|
berbuih
(+)
|
tidak berbuih
(-)
|
tidak berbuih
(-)
|
berbuih
(+)
|
berbuih banyak
(++)
|
|
Reaksi Terhadap H2O₂
|
berbuih banyak
(++)
|
berbuih sangat banyak
(+++)
|
berbuih sangat banyak
(+++)
|
Berbuih sangat banyak
(+++)
|
berbuih
(+)
|
B. PEMBAHASAN
Tanah adalah benda alam yang menempati lapisan teratas
dari kulit bumi, merupakan medium pertumbuhan tanaman yang tersususn dari
bahan-bahan mineral dan bahan organik, mempunyai sifat-sifat khusus yang
terbentuk dari gabungan faktor: iklim bahan induk, bentuk wilayah, jasad hidup,
dan waktu lamanya terbentuk (Subagyo,1970). Tanah itu adalah tubuh alam
(natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya
gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material)
dipermukaan bumi (Hakim, 2007).
Profil tanah
merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat
lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan
keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces)
terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan
organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid
(Buckman, 1982). Profil tanah adalah penampang melintang (vertikal) tanah yang
terdiri dari lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Solum tanah adalah
bagian dari profil tanah yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah
(horison A dan B) ( Hardjowigeno, 2010 ). Profil tanah merupakan irisan
vertical tanah dari lapisan paling atas sehingga ke bebatuan induk tanah
(regolit), yang biasanya terdiri horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan
teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut Solum Tanah, horizon O-A disebut
lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah (Hanafiah,
2009).
Berikut adalah faktor yang mempengaruhi terhadap proses pembetukan
tanah, diantaranya adalah sebagai berikut:
.
1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi
pembentukan agregat-agregat tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan
liat menentukan dalam pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai
pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi
tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat > 30% akan
berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak
berpengaruh terhadap agregasi. Bahan induk tanah dibedakan menjadi 3 yaitu
residual, transport, dan organik. Residual berasal dari proses pelapukan batuan
induk yang ada di bawahnya. Transport merupakan bahan induk tanah yang berasal
dari erosi yang dibawa air dan mengalami sedimentasi. Sedangkan organik
merupakan bahan induk tanah yang berasal dari hasil proses pembusukan flora dan
fauna yang kemudian akan menghasilkan horison ( O ) (Hakim,
1986).
2. Bahan organik tanah
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah
mengalami pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya
organisme tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah
saling berhubungan erat (Hakim,
1986).
.
3. Topografi
Relief adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah
suatu daerah termasuk didalamnya perbedaan kecuraman dan bentuk lereng.
Topografi suatu daerah dapat menghambat atau mempercepat pengaruh iklim. Di
daerah datar atau cekung dimana air tidak mudah hilang dari tanah atau
menggenang, pengaruh iklim menjadi tidak jelas dan terbentuklah tanah berwarna
kelabu atau banyak mengandung karatan. Sebagai akibat genangan itu . (Hakim,
1986)
.
4. Organisme
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya
agregat. Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang
dan menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa
tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan
pengikat tanah (Hakim, 1986).
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah
berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada
tanah tersebut semakin berpengaruh. Karena proses pembentukan tanha terus
berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut turut menjadi tanah muda,
tanah dewasa, dan tanah tua(Hakim, 1986).
.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan,
pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah. Curah hujan dan suhu tinggi di
daerah tropika menyebabkan reaksi kimia berjalan cepat, sehingga proses
pelapukan dan pencucian berjalan cepat. Akibatnya banyak tanah di indonesia
telah mengalami pelapukan lanjut. (Hakim, 1986)
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada
tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar
serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian.
Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya
alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan
pelapukan bahan-bahan koloid. (Hakim, 1982).
Profil tanah didapatkan bila dilakukan
pemotongan secara melintang suatu tanah secara tegak lurus dan menggambarkan
bagian –bagian tanah mulai dari permukaan sampai lapisan induk. Lapisan ini
disebut juga horizon dan di atas bahan induk seluruhnya disebut solum. Tiap
tanah yang berkembang menjadi batu dan masih dalam keadaan aslinya mempunyai
sifat – sifat ini dipakai dalam klasifikasi tanah. (Hakim, 1986)
Pengenalan
profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah
dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah uang lebih tepat.
Adapun faktor-faktor pembentuk tanah yaitu, bahan induk, organisme, topografi,
iklim, waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk
tanah maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda adalah
amat besar (El-Sohby, 2008).
Horison tanah adalah lapisan
atau bahan tanah yang kurang lebih sejajar dengan
permukaan bumi dan berbeda dari lapisan di sebelah atas
ataupun bawahnya yang secara genetik ada kaitannya. Perbedaan
itu dapat bersifat fisik, kimia, biologik, atau
ciri-ciri seperti warna, struktur, tekstur, konsistensi, macam dan
jumlah organisme yang terdapat, tingkat kemasaman atau kealkalian, dan
sebagainya. (Dani ,
2007).
Cara menentukan lapisan
horizon yaitu memerhatikan warna pada penampang tanah,
tempat terjadi perubahan warna ditarik sebagai batas horison. Pada umumnya
profil tanah mempunyai horison tipis (beberapa cm) pada bagian atas yang
berwarna gelap. Ada profil yang horisonisasinya mudah dibedakan dengan hanya
berdasarkan warna saja. Pada bagian yang tidak dapat dibedakan warna,
menusukan-nusukan dengan pisau lapang sambil meremas, bekas tusukan tanah.
Dengan tusukan tersebut dapat dibedakan lapisan yang gembur, agak keras, dll.
menarik betas horison pada tempat terjadinya perubahan sifat tersebut (Basma, 2008).
a)Batas horizon nyata, apabila
peralihan kurang dari 2,5 cm,
b)Batas horizon jelas, apabila peralihan terjadi dengan jarak
berkisar antara 2,5 cm sampai 6,5 cm,
c)Batas horizon berangsur, apabila peralihan terjadi dengan jarak
berkisar antara 6,5 cm sampai 12,5 cm, dan
d)Batas horizon baur, apabila peralihan terjadi dengan jarak lebih
dari 12,5 cm.
Bentuk topografi dari batas harison dalam profil tanah yang terlihat secara
visual dibagi dalam 4 kategori, yaitu: (1) bentuk topografi datar, (2)
berombak, (3) tidak teratur, dan (4) terputus.
Rata (smooth) : datar
dengan sedikit atau tanpa ketidak-teraturan permukaan
• Berombak(wavy) : berbentuk kantong, lebar >dalam.
• Tidak teratur (irregular) : berbentuk kantong, lebar
• Terputus (broken) : batas Horizon tidak dapat disam-bungkan dalam satu bidang datar(Hakim, 1986).
• Berombak(wavy) : berbentuk kantong, lebar >dalam.
• Tidak teratur (irregular) : berbentuk kantong, lebar
• Terputus (broken) : batas Horizon tidak dapat disam-bungkan dalam satu bidang datar(Hakim, 1986).
Profil dari tanah mineral yang telah
berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison, horison-horison tersebut
diantara lain yaitu :
1.
Horison O adalah horison yang terdiri
dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT)
hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini ditemukan terutama pada tanah-tanah
hutan yang masih utuh. Horison ini merupakan horison organik yang terbentuk
diatas lapisan tanah mineral (Hanafiah, 2009).
2.
Horison A1 adalah horison mineral
berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. A2 – Horison
dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik.
A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A. Horison dipermukaan tanah yang
terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison
eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian (Hardjowigeno, 2010).
3.
Horison E (horison pencucian)
Asam organik dan CO2 yang diproduksi oleh
tumbuhan yang membusuk pada topsoil meresap ke bawah ke horizon E, atau zona
pencucian, dan membantu melarutkan mineral seperti besi dan kalsium.
Pergerakan air ke bawah pada horizon E membawa serta mineral terlarut, juga
mineral lempung berukuran halus, ke lapisan di bawahnya. Pencucian (atau eluviasi) mineral lempung dan terlarut
ini dapat membuat horizon ini berwarna pucat seperti pasir (Hakim, 2007).
4.
Horison B (horison akumulasi)
Material
yang tercuci ke bawah ini berkumpul pada horizon B, atau zona
akumulasi. Lapisan ini kadang agak melempung dan berwarna merah/coklat
karat akibat kandungan hematit dan limonitnya. Kalsit juga dapat terkumpul di
horizon B. Horizon ini sering disebut subsoil. Pada horizon B, material Bumi
yang masih keras (hardpan), dapat terbentuk pada daerah dengan iklim basah di
mana mineral lepung, silika dan oksida besi terakumulasi akibat pencucian dari
horizon E. Lapisan hardpan ini sangat sulit untuk digali/dibor. Akar tumbuhan akan
tumbuh secara lateral di atasnya dan bukannya menembus lapisan ini; pohon-pohon
berakar dangkal ini biasanya terlepas dari akarnya oleh angin (Pairunan, 1985).
5.
Horison C
Horizon C ialah material batuan asal yang belum seluruhnya
lapuk yang berada di bawah horizon B. Material batuan asal ini menjadi subjek
pelapukan mekanis maupun kimiawi dari frost action, akar tumbuhan, asam
organik, dan agen lainnya. Horizon C merupakan transisi dari batuan asal
(sedimen) di bawahnya dan soil yang berkembang di atasnya (Buckman, 1992).
6.
Horison R adalah batuan keras yang belum
dilapuk sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 2010).
Sifat-sifat
fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai
penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase,
penetrasi, akar tanaman, tata udara, dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat
erat kaitannya dengan sifat fisik tanah (Mc Cullagh, 1989).
Praktikum profil tanah dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Kegiatan di
lapangan yaitu mengamati kedalaman lapisan tanah, menentukan simbol lapisan,
batas tofografi, kandungan bahan kasar (konkresi/hablur/fragmen), karatan dan
perakaran,warna tanah tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, pH
tanah, dan reaksi terhadap HCl dan H2 O2.
Kedalaman
lapisan cara mengamatinya yaitu dengan menusuk – nusuk tanah dan dirasakan
perbedaannya. Jika tekstur yang dirasakan saat menusuk-nusuk tanah tersebut itu
menunjukan sudah berbeda horison. Lalu setiap batas peraliahan tersebut diberi
tanda dengan stik sebagai pembatas antar horison tanah. Berdasarkan tabel diatas, tanah yang diamati
terdiri atas 5 lapisan, yaitu lapisan pertama 0-18 cm dan lapisan kedua 18-44
cm, lapisan ketiga 44-69 cm, lapisan keempat 69-97 cm dan lapisan kelima 97-125
cm.
Batas
lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas
atau baur. Pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini
dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari
2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih
dari 12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut
dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus (Hardjowigeno, 2010).
Pengamatan
propil tanah dilakukan dengan menggali tanah dengan bor tanah dengan ukuran
lubang sedemikian rupa yaitu panjang 2 m, lebar 1,5 m, dan kedalaman 1,5 m.
Lalu didepan bidang pengamatan propil dibuat tangga ke bawah agar mudah untuk
melakukan pengamatannya.
Penentuan
batas lapisan dilakukan dengan menusuk-nusuk tanah lalu setiap perbedaan
tekstur menunjukan horison yang berbeda dan ditandai batas peralihan tersebut
dengan stik. Setelah itu amati kejelasan dari batas lapisan tersebut. Hasil
yang diperoleh yaitu lapisan I jelas, lapisan II berangsur, lapisan III
berangsur, lapisan IV baur dan lapisan V berangsur.
Batas
topografi pengamatannya sama seperti batas lapisan jika batas yang ditandai
oleh stik itu lurus teratur berarti rata, jika berombak berarti berbentuk
seperti kantong lebar > dalam, jika tidak berarturan berarti berbentuk
seperti kantong lebar < dalam. Hasil yang didapat yaitu Lapisan I rata
karena lapisan tersebut tidak terdapat kerikil atau batuan pada lapisan
tersebut hanya terdapat bahan organik saja, lapisan II rata , Lapisan III
berombak karena terdapat kerikir dan batuan yang berukuran kecil, Lapisan IV
dan V tidak teratur karena terdapat batuan yang sebagian melapuk dan yang masih
belum melapuk, bongkahan batu terlihat sangat jelas sehingga batas topografinya
tidak teratur.
Pengamatan
penentuan perakaran dilakukan dengan mengamati akar yang terdapat pada tanah
yang diamati tersebut dan didapat hasilnya bahwa perakaran di tanah yang
diamati jumlah akarnya sedang dan berukuran kecil, karena vegetasi yang
terdapat pada tanah yang diamati yaitu hanya terdapat rumput yang memiliki akar
serabut sehingga perakaran rumput tersebut hanya mencapai kedalaman 23 cm.
Hasil pengamatan
menunjukkan , bahwa setiap tanah
mempunyai horison-horison yang berbeda. Lapisan I pada profil dalam mempunyai
kedalaman lapisan 0-18 cm dan berwarna dark reddish gray 5 YR 4/1 , batas lapisannya (c) jelas dengan atas peralihan 2,50-6,25cm,
bertekstur lempung berliat , struktur tanah sangat kasar dan derajat
stukur lemah, konsistensi tak lekat,tidak plastis,sangat gembur dan lunak , batas
memiliki ph 5. Reaksi terhadap hcl(+) dan reaksi
terhadap H2O2 (++) .Warna gelap tersebut
terjadi karena dipengaruhi oleh kandungan bahan organik yang tinggi yang
terdekomposisi.
Hal ini hampir sesuai dengan dituturkan Hakim yang menyatakan
bahwa horison teratas hampir seluruhnya mengandung bahan organik. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan termasuk pada horizon ini. Humus dari
horizon bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk lapisan I, soil berwarna
gelap yang kaya akan bahan organik dan aktivitas biologis, tumbuhan ataupun
hewan.
Lapisan II pada
profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 18-44 cm dan berwarna dark grey brown 5 YR 4/2. Batas topografi rata (s) lurus teratur, tekstur tanah (l) lempung. Struktur sedang, derajat struktur lemah, konsistensi agak lekat(ss),agak plastis(ps),gembur(f),dan lepas(i) , ,PH 5 . hal ini sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa bahwa batas suatu horizon dengan horizon lainnya dalam suatu Profil Tanah
dapat terlihat jelas atau baur dengan lapisan yang lain.
Lapisan III pada
profil dalam berwarna dark brown 10 YR 3/3
dengan kedalaman lapisan 44 -69 cm. Batas
peralihan gradual (berangsur) 6,25-12,5 cm . tekstur tanah lempung berliat (cl) struktur kasar dengan derajat
struktur lemah. konsistensi tidak lekat (s0) , tidak plastis(p0) dan sangat gembur (vf). Memiliki PH
6. reaksi terhadap HCL (-), reaksi terhadap H2O2 (+++). Hal
ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa “Yang
dapat mempengaruhi konsistensi tanah yaitu tekstur, kadar, bahan organic dan
kadar bahan koloid tanah”.
Lapisan IV pada profil tanah dalam lapisan 69-97cm berwarna dark yello brown 10YR 4/6
batas baur batas peralihannya >12,5cm,
batas topografi (w)
berombak. Bertekstur lempung berliat, struktur sedang, konsistensi
agak lekat (ss), plastis (p) teguh (t) lunak (s) PH 5 reaksi terhadap HCL (+), reaksi
terhadap H2O2 (+++)
Pada lapisan tanah V dalam lapisan 97-125cm memiliki pH 5 , memiliki warna
dark Brown 10 YR 3/3 .batas lapisan berbaur >12,5, batas topografi berombak, tekstur
tanah lempung berliat (cl) struktur halus (f),konsistensi sangat lekat (vs),plastis,gembur dan agak keras. Reaksi terhadap HCL
(++) dan reaksi terhadap H2O2 (+).
Larutan HCl digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
kandungan kapur pada tanah, jika tanah berbuih berarti terdapat kandungan kapur
didalam tanah. Sementara Larutan H2O2 digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
kandungan bahan organik pada tanah, jika tanah berbuih berarti terdapat
kandungan bahan organik didalam tanah. Pada lapian V tidak menunjukkan
adanya kandungan bahan organic karena tidak ada buih. Karena semakin
kebawah bahan organic semakin bekurang
(Rajiman , 2008).
BAB
V
SIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Profil
tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara
membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai
dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian Tiap –
tiap lapisan pada profil tanah yang berbeda, mulai dari warna ; tekstur ;
struktur ; konsistensi ; pH tanah dll.Untuk mengetahui kandungan bahan organik
dalam tanah digunakan larutan H2O2 dan akan ditandai
dengan keluarnya buih dari dalam tanah.
Berdasarkan hasil praktikum
pembuatan profil tanah dapat disimpulkan yaitu:
1. Horison
tanah terdiri dari Horison O, A1, A2,B1, dan B2.
B. SARAN
1.Komunikasi
antar Asisten dan Praktikan sebaiknya diperlancar agar praktikan dapat
mengetahui apa saja yang diperlukan sehubungan dengan praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Basma
A.2008. Cyclic swelling Behavior of clays. Journal
of Geotechnical Engineering, ASCE,
8 (4
) :45-62.
Dani Lukman
Hakim. 2007.Karekteristik Horison Berdasarkan
Sekuen Topografi Pada Lahan Kritis di Kbupaten Garut,. Jurnal Ilmu
Tanah, 18(3):205-209.
El-Sohby, M.A.
2008. Type of soils. Canadian
Geotechnical Journal ,4(3) : 155-162.
Hakim, Nurhajati. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung:
UniversitasLampung.
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis.
Akapress. Jakarta.
Hanafiah, Kemas Ali. 2009.
Dasar-dasarIlmu Tanah.Rajawali pers.Jakarta
Kartasapoetra. 1987. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian UniversitasPadjajaran.Bandung.
Rajiman dan
Prapto. 2008. Pengaruh Tanah Teradap Sifat Fiika Tanah Dan Hasil Bawang Merah
Pada Lahan Pasir Pantai Bugel Kabupaten Kulon Progo, 12 (1) : 67-84.
Wiyono.2012. Aplikasi
Taxonomy Pada Tanah-tanah Yang Berkembang. Jurnal Ilmu Tanah, 6(1): 13-26.