pub-7383082083714536 arsip

Jumat, 29 April 2016




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tanah  adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus). Tanah merupakan kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah memilik sifat fisik maupun kimia. Sifat fisik tanah meliputi: tekstur tanah, struktur  tanah,bobot isi tanah  warna tanah, dan konsistensi tanah kadar air tanah. Sedangkan sifat kimia tanah meliputi ph tanah, kandungan karbon organic, kandungan nitrogen.

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting.  Di dalam program uji tanah a,nalisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.





            Contoh tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.
Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil analisa dilaboratorium. Metode atau cara pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yag perlu diperhatikan .
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang di ambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti . Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 3 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh/tak tersusik  pengambilan contoh tanah tak utuh/terusik, pengambilan contoh tanah dengan agregat utuh.
B.            TUJUAN
Menyiapkan contoh tanah kering/udara dengan diameter 2mm dan contoh tanah halus 0,5mm yang digunakan untuk penetapan kadar air, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indera.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah lapisan tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik.Tanah sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup di bumi karena tanah membantu pertumbuhan tumbuhan dengan menyediakan hara,air dan unsur-unsur yang di perlukan tumbuhan untuk tumbuh sekaligus sebagai penopang akar Tanah juga menjadi habitat hidup bagi makhluk mikroorganisme.Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi tempat untuk hidup dan bergerak.Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan organik  ( senyawa organik dan organisme ) air dan udara. Mineral merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen. Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya. Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak (Hakim, 1986).
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman.Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting u ntuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di lapangan. Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh tanah relatif lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di lapangan bersifat destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti terjadinya lubang bekas pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan kompleksitas sistem yang ada di dalam tanah, dan sebagainya. Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup berat volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density), tekstur tanah, permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air tanah optimum untuk pengolahan,plastisitas tanah, pengembangan atau pengerutan tanah (COLE =coefficient of linier extensibility), dan ketahanan geser tanah (Vanden , 2008).
Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Penetapan tekstur tanah dan stabilitas agregat tanah dilakukan menggunakan contoh tanah komposit tidak terganggu (undisturbed soil sample), dengan harapan dapat memberikan gambaran sifat-sifat fisik tanah suatu bidang lahan dengan luasan tertentu yang relatif homogen. Analisis sifat fisik tanah memerlukan contoh tanah yang berbeda, tergantung tujuannya. Ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang peruntukan analisisnya berbeda ( Hillel, . 2008).
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Sifat-sifat fisika tanah dapat dianalisis melalui dua aspek, yaitu disperse dan fraksinasi. Untuk mencari atau mengetahui sifat-sifat fisik tanah dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan 3 cara yaitu : pengambilan dalam keadaan agregat tidak terusik, pengambilan tanah tidak terusik, dan pengambilan tanah terusik (Agus, 2009).

Cara pengambilan contoh tanah yaitu:
a.      Contoh tanah utuh: yang diperlukan untuk analisa penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas.
b.       Contoh tanah tidak utuh :  yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, , kenaikan kapiler, konsistensi, wana tanah.
c.       Contoh tanah dengan agregat utuh: digunakan untuk penetapan kemantapan agegat utuh. Potensi mengembang dan mengkerut dinyatakan dalam nilai COLE(coefficient of linier extensibility)( Hillel,  2008).
Salah satu hal penting dan perlu mendapatkan perhatian dalam pengambilan contoh tanah adalah ukuran dan jumlah contoh agar diperoleh tingkat keterwakilan yang memadai berdasarkan heterogenitas tanah. Salah satu sifat tanah yang heterogenitasnya tinggi adalah porositas tanah. Porositas tanah dapat berbeda dalam jarak, hanya beberapa sentimeter bahkan milimeter. Jika nilai porositas tanah ditetapkan berdasarkan volume contoh tanah yang kecil atau tidak memadai, maka sangat besar kemungkinannya nilai porositas yang ditetapkan terlalu kecil atau terlalu besar dari yang sebenarnya. Hal tersebut akan menyebabkan kesalahan dalam menginterpretasi berbagai aspek tanah yang berkaitan dengan pori tanah seperti perkolasi, pencucian, aliran permukaan, dan lain-lain. Volume dan jumlah contoh tanah yang terlalu besarpun tidak diinginkan karena akan menyulitkan dalam menanganinya yang akan mempengaruhi kualitas data. Volume dan jumlah contoh tanah yang sedikit adalah yang baik, namun hasil analisisnya mendekati kondisi sifat tanah yang sebenarnya, yang ditunjukkan oleh perbedaan yang kecil antara hasil pengukuran satu dan lainnya (Peck, 1980).
Dalam hal perencanaan pengambilan contoh tanah perlu diperhatikan hal-hal berikut (Domburg et al, 1994) :
1.      Maksud pengambilan contoh : sasaran wilayah, sasaran waktu, sasaran peubah, sasaran parameter.
2.      Kendala-kendala : finansial, logistik, dan operasional.
3.      Cara pengambilan contoh : bentuk contoh dan tujuan pengambilan contoh.
4.      Cara-cara penetapan : pengukuran lapangan dan/atau analisis laboratorium.
5.      Rancangan pengambilan contoh : ukuran sampel dan bagaimana lokasi sampel dipilih.
6.      Titik pengambilan contoh terpilih.
7.      Membuat susunan pencatatan data dan pekerjaan lapangan.
8.      Metode analisis statistik.
9.      Dugaan biaya operasional dan ketepatan hasil.










BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah tanah kering, mortar dan penumbuknya, saringan berukuran 0,5mm, 1mm, 2mm, tambir peranginan, label, spidol, plastik.

B.     Prosedur Kerja
1.      Contoh tanah ditumbuk dalam mortar, kemudian diayak denan saringan yang berdiameter 0,5mm,1mm,2mm.
2.      Contoh tanah dimasukkan kedalam kantong platk dan diberi label dimasing masing tanah tersebut.























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    PEMBAHASAN
            Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan(Hakim, 1986).
            Tanah terbentuk dari bahan-bahan mineral organic, air serta udara tersusun di dalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat berlangsungnya proses pembentukan tanah itu, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula. Dalam tanah terdiri dari empet komponen utama ialah bahan mineral, bahan organic, udara dan air tanah (Nasih  ,2009).
PENGERTIAN TANAH MENURUT PARA AHLI
1.      J.J. Berzelius (swedia, 1803), tanah adalah sebagai laboratorium kimia tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi.
2.      Justus Von Liebig (jerman 1840), mengajuka teori keseimbangan hara tanaman (theory balanchesheet of plan naturation), yang menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana dapat di ketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.
3.      Fiedrich Fallon (1855), ahli geologi tanah adalah lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batu-batuan yang telah lapuk.
4.      Ahli fisika bumi, A.S. Thaer (1909) tanah adalah bahan-bahan yang remah dan lepas-lepas yang merupakan akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri atas unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya.
5.      Thornbury (1957), seorang ahli geomorfologi tanah sebagai bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaaan bumi, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisik, kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu.
6.      Dokuchaiev (Rusia 1855) tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organic dipermukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk dan relief.
7.      C.F. Marbut (Rusia 1914) tanah sebagai lapisan luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak padu (unconsolidated), gembur mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat biologi dan morfologinya.
8.      Schroeder (1984) tanah adalah hasil pengalihragaman (transformation) bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh factor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan maujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (definable).
9.      SSM-USDA (1989) tanah diartikan sebagai kumpulan tubuh-tubuh alam dipermukaan bumi yang dibeberapa tempat diubah atau dibuat oleh orang menjadi bentuk-bentuk tertentu, yang mengandung mahkluk hidup dan menopang atau mampu untuk tumbuh tanaman secara alami.
10.  Humphry Davy (Inggris 1913), tanah adalah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman.
11.  Romman (Jerman 1917) tanah adalah sebagai bahan batuan yang sudah di rombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sia-sia tumbuhan hewan yang hidup di dalam dan di atasnya.
12.  Wenner (1918), tanah adalah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering, terdiri atas partikel-partikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan tanah adalah medium bagi tanaman.
13.  Alfred Mistscherlich (1920), tanah adalah campuran bahan padat berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang mengandung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
14.  Jacob S. Joffe (1949), tanah merupakan benda lam yang tersusun oleh horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat di bedakan dalam hal morfologi fisik,kimia dan biologinya.
15.  E. Saifudin Sarief (1986) tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahn-bahan mineral sebagai hasil pelapukkan batuan dan bahan organik (pelapukkan sisa tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium pertubuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukkan.
16.  M. Isa Darmawijaya (1992), tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu.
17.  James (1995), tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainya, yaitu cair alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan ekosistem
CONTOH TANAH
1.      Tanah utuh
Tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir menyamai kondisi di lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan angka berat volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2, pF 2,54, dan pF 4,2 dan permeabilitas.(Hakim,1986)
Gambar contoh tanah utuh
2.      Tanah tidak utuh/terganggu
Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed soil sample), merupakan contoh tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg. Contoh tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain.(Hakim,1986)
Gambar contoh tanah tidak utuh
3.      Tanah agregat utuh
Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperuntukkan bagi analisis indeks kestabilitas agregat (IKA). Contoh diambil menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm. Bongkahan tanah dimasukkan ke dalam boks yang terbuat dari kotak seng, kotak kayu atau kantong plastik tebal. Dalam mengangkut contoh tanah yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus hati-hati, agar bongkahan tanah tidak hancur di perjalanan, dengan cara dimasukkan ke dalam peti kayu atau kardus yang kokoh.(Hakim,1986)
Gambar contoh tanah agregat utuh
Prosedur pengambilan contoh tanah utuh antara lain:
1.      Diatakan dan dibersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah.
2.      Digali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung/ring tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.
3.      Diletakan tabung/ring di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke dalam tanah.
4.      Diletakan tabung/ring lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk ke dalam tanah.
5.      Dipisahkan tabung/ring bagian atas dari tabung bagian bawah.
6.      Digali tabung/ring menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat.
7.      Diiris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian ditutup tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris dan potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tabung ditutup.
8.      Dicantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah.
Prosedur dalam pengambilan contoh tanah tidak utuh karena ondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan, karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Contoh tanah ini dapat dikemas menggunakan kantong plastik tebal atau tipis. Kemudian diberi label yang berisikan informasi tentang lokasi, tanggal pengambilan, dan kedalaman tanah. Label ditempatkan di dalam atau di luar kantong plastik. Jika label dimasukkan ke dalam kantong plastik bersamaan dengan dimasukkannya contoh tanah, maka label dalam ini perlu dibungkus dengan kantong plastik kecil, agar informasi yang telah tercatat tidak hilang karena terganggu oleh kelembapan air tanah. Pengangkutan semua contoh tanah hendaknya berpegang kepada prinsip dasar, bahwa contoh tanah tidak boleh tercampur satu sama lain dan tidak mengalami perubahan apapun selama dalam perjalanan.
Pengambilan contoh tanah agregat utuh dengan cara bongkahan tanah dimasukkan ke dalam boks yang terbuat dari kotak seng, kotak kayu atau kantong plastik tebal. Dalam mengangkut contoh tanah yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus hati-hati, agar bongkahan tanah tidak hancur di perjalanan, dengan cara dimasukkan ke dalam peti kayu atau kardus yang kokoh. Untuk analisis IKA dibutuhkan 2 kg contoh tanah.
Manfaat dari pengambilan contoh tanah adalah agar kita mengetahui cara pengambilan contoh tanah dengan metode yang disesuaikan dengan sifat-sifat tanah yang akan kita amati. Pengambilan sampel tanah digunakan untuk suatu metode analisis tanah. Analisis tanah dilakukan terhadap suatu sampel. Tanah yang diambil di lapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Penetapan tekstur tanah dan stabilitas agregat tanah dilakukan menggunakan contoh tanah komposit tidak terganggu (undisturbed soil sample), dengan harapan dapat memberikan gambaran sifat-sifat fisik tanah suatu bidang lahan dengan luasan tertentu yang relatif homogen.(Suganda et al)
KEGUNAAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

No.
NAMA ALAT/BAHAN
FUNGSI
1.
Mortil dan penumpuknya
Untuk menumbuk tanah yang disiapkan
2.
Saringan (2 mm, 1 mm, 0,5 mm)
Untuk mengayak tanah
3.
Spidol
Untuk menulis pada label
4.
Tambir peranginan
Untuk peranginan
5.
Label
Untuk memberi label atau keterangan pada tanah yang sudah diambil.
6.
Kantong plastiik
Untuk tempat menaruh sampel tanah yang sudah diambil
7.
Contoh tanah terganggu
Untuk bahan pengamatan atau praktikum
TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH TANAH
Menurut Hardjowigeno (2003), teknik pengambilan contoh tanah ada 4 cara, yaitu :
1.      Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), digunakan untuk penetapan berat jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density), porositas tanah, kurva pF, dan permeabilitas tanah.
2.      Contoh tanah tidak utuh atau terganggu (disturbed soil sample), digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna tanah, dan analisis kimia tanah.
3.      Cotoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate), digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, potensi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (Coefficient of Linear Extensibility).
4.      Contoh tanah dari suatu profil yaitu gabungan dari cara pengambilan contoh tanah utuh, tanah agregat utuh, dan tanah terganggu/tidak utuh.
Fraksinasi adalah penganalisisan sifat-sifat fisika tanah dengan cara memisahkan butir-butir primer tersebut. Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan pengambilan tanah tidak terusik, terusik, dan agregat tidak terusik (Soegiman, 1982).
TANAH ULTISOL
1.Ultisols
Jenis tanah ini berwarna kuning-merah yang telah mengalami pencucian/peluruhan. Tanah ini disebut juga tanah podsolik dan banyak terdapat di daerah lahan kering. Tanah podsolik merah kuning. Tanah ini merupakan tanah yang berasal dari hasil pelapukan batuan tufa vulkanik, endapat vulkanik, batu pasir, dan pasir kuarsa yang bersifat asam. Biasanya, tanah ini terbentuk di wilayah dengan curah hujan tinggi (2.500-3.000 mm per tahun). Tanah ini bersifat peka terhadap erosi dan memiliki produktivitas rendah sampai sedang. Oleh karena itu, tanah banyak digunakan untuk persawahan, perladangan, kebun karet, kopi, dan kelapa sawit (Teti A. 2009).
BAB V
SIMPULAN

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam  program uji tanah.
2.Ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah, yaitu : contoh tanah utuh; contoh tanah tidak utuh/terganggu; contoh tanah dengan agregat utuh.
3.Contoh tanah yang tertampung di atas saringan 1 mm adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm, seperti : Vertisol, Entisol dan Andisol.
 4.Contoh tanah yang lolos saringan 0,5 mm adalah contoh tanah halus, seperti : Inceptisol dan Ultisol.


B.     SARAN
1.      Pengamatan dilakukan lebih teliti lagi agar data yang didapat  pasti.
2.      Harapkan kepada para praktikan harus memperhatikan cara pengambilannya , dengan cara yang telah dijelaskan oleh para asisten praktikum, agar ketika turun di lapangan langsung mengetahui cara-cara mengambil dan juga jenis jenis tanah tersebut dengan benar.








DAFTAR PUSTAKA
Andhini, P.R. 2003. Perubahan Tahanan Tarik Pembajakan pada Perubahan Kadar Air dan Kedalaman Olah dengan Menggunakan Berbagai Jenis Bahan dan Ukuran Panjang Landside Bajak Singkal. Jurnal Ilmu Tanah, 4(5)  : 113-125.
Arsyad, S. 1969. Konservasi Tanah.  Jurusan Tanah, Fakultas pertanian. IPB pers
Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112 hal.
Hardjowigeno Sarwono, Prof Dr. Ir. H. M.Sc. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : CV. Akademika Pressindo.
Hanafiah, K.A. (2004). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hillel, D. 2008. Soil and Water Physical, Principles and Procesess. Journal of  Geotechnical     Engineering, ASCE , 5 ( 3 ) : 98-115.
Hakim, Nurhajati, dkk. 1986.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah.  UNILA : Lampung.in
Hudson, N. W. And D. D. Jackson. 1959. Result achieved in the measurement of erosian and run off in southern Rhodesia. Proc. Third Int’l Arfican Soils. Conf. Dalabe 75-84
Ir. Bachtiar Effendi Hasibuan. Ilmu Tanah. Diktat Fakultas Pertanian UISU. Medan.
Nasih W . 2009.Membangun Kesuburan Tanah Dilahan Marginal. Jurnal Ilmu Tanah   dan     Lingkungan,   9 ( 2 ): 139-145.
Teti A. 2009. Karakteristik Tanah Salin Krueng Salin Aceh. Jurnal Ilmu Tanah, 8 (4) :79-89.
Vanden B. 2008.  Soil Dynamic in Tillege and Traction. Journal of Geotechnical Engineering, ASCE, 2 ( 5)  :155-168.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nilai dari Teknologi Mekanisasi Pertanian (combine harvester) di Desa Waiketam Baru, Kec. Bula Barat, Kab. Seram Bagian Timur

  Nilai dari Teknologi Mekanisasi Pertanian (combine harvester) di Desa Waiketam Baru, Kec. Bula Barat, Kab. Seram Bagian Timur   1.  Gambar...