pub-7383082083714536 arsip: laporan dasar ilmu tanah acara V peng

Jumat, 29 April 2016

laporan dasar ilmu tanah acara V peng




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Tanah adalah salah satu sistem bumi yang bersama dengan sistem bumi yang lain, yaitu air alami dan atmosfer menjadi inti fungsi, perubahan dan kemantapan oksigen. Tanah merupakan hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi.
Tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan yang berlangsung selama beberapa tahun. Tanah adalah bagian penting dalam bidang pertanian karena merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman, tanah juga berfungsi dalam menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman baik unsur hara mikro seperti Fe, B, Mo, Cu, Zn dan Cl maupun unsur hara makro seperti C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Sehingga tanaman bisa memenuhi kebutuhan hara baik bahan organik maupun mineral yang dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
Profil tanah merupakan penampangan vertikal tanah yang menunjukan susunan horison. Horison merupakan lapisan-lapisan tanah yang memiliki karakteristik tertentu yang membedakan setiap horison satu dengan yang lainnya. Horison penyusun profil tanah terdiri dari horison O, A, E, B, C dan R. Horison A merupakan horison organik yang berwarna sangat gelap, horison A dan E merupakan horison pencucian, horison B merupakan zona akumulasi, horison C merupakan horison yang terdiri dari bahan induk yang sebagian batuan induknya melapuk, dan horison R merupakan horison batuan induk yang keras dan belum melapuk.



Pengamanatan profil tanah meliputi pengamatan sifat fisik tanah maupun sifat kimia tanah. Sifat fisik tanah meliputi warna tanah, tekstur struktur tanah, dan konsistensi. Sifat kimia tanah meliputi pH tanah, karatan, kandungan unsur hara seperti penentuan Mn dan Fe yang ada dalam tanah. Pengamatan profil tanah sangat berguna untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah maupun sifat-sifat kimia tanah sehingga dapat mengetahui jenis tanaman yang sesuai dengan jenis tanah tersebut agar produktifitas tanaman yang dibudidayakan optimal.
Tiap jenis tanah dan tipe tanah memiliki ciri yang khas dipandang dari sifat – sifat fisis maupun kimianya. Pada teori ini tanah memiliki horizon – horizon sebagai akibat berlangsungnya evolusi genetis didalam tanah. Profil tanah ialah penampang vertical tanah dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawah tanah. Solum tanah adalah penampang tanah dimulai dari horizon A hingga horizon B. terdapatnya horizon – horizon pada tanah – tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu umumnya terdapat dalam perkembangan pembentukan profil tanah
Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan horison yanag disebut profil tanah. Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umumterdapat dalam perkembangan Profil Tanah
Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk di permukaan bumi berkembang dari bahan mmineral yang berasal dari batuan melalui proses pelapikan , baik secara disis mmaupun kimia yang dibantu oleh pengaruh dari atmosfer , sehingga di dalam tanah terdapat empat komponen utama yaitu bahan mineral, bhan organik , udara dan air..
Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air. Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil tanah.


B.     TUJUAN
1. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengenal profil tanah dari atau lahan di suatu daerah.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (Hanafiah, 2009).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral dan pelapukan bahan-bahan koloid (Madjid, 2009).
            Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral dan pelapukan bahan-bahan koloid (Hanafiah, 2009).



Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah uang lebih tepat waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda adalah amat besar (Foth, 1999).
secara
garis  besar  proses  pembentukan  tanah  dibagi  dalam  dua  tahap,yaitu proses pelapukan dan proses perkembangan tanah.
 Proses  pelapukan adalah berubahny abahan penyusun didalam tanah dari  bahan  penyusun  batuan.  Sedangkan proses  perkembangan  tanah  adalah terbentuknya  lapisan  tanah  yang  menjadi ciri, sifat, dan kemampuan yang khas dari  masing – masing  jenis tanah.
Contoh  proses pelapukan adalah hancurnya batuan  secara fisik, sedangkan contoh untuk peristiwa perkembangan tanah adalah terbentuknya horison tanah, latosolisasi (Darmawijaya, 1990 ).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah :
1.        Bahan Induk
Keadaan alami bahan induk akan mempunyai pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah, termasuk tekstur, komposisi mineral, dan tingkat stratifikasi. Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik dimana granit dibuka. Selama stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju perpindahan bahan oleh erosi tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat  berkembang dari batuan dasar (Foth, 1999).

2.        Organisme
Tanaman mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien ketajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri (Foth, 1999).
3.        Iklim
Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan temperature. Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami. Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda yang mempunyai pengaruh iklim yang konstan selama ganesa tanah (Foth, 199).
4.        Waktu
Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk stadia bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua. Pada tanah-tanah muda kandungan bahan organik meningkat dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi. Kematangan dicirikan oleh kandungan bahan organik yang konstan sebagai penambah diimbangi oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih mudah dilapukkan
(Foth, 1999).



5.        Topografi
Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu dengan mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah,oleh karenanya mempengaruhi kelembaban; kecepatan perpindahan tanah oleh erosi; mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain (Foth, 1999).
Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam yang di sebut tanah. Tiap tanah dicirikan oleh susunan horizon tertentu. Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama. Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya (Pairunan, 1985).
Karakteristik horison tanah ada tiga istilah yang sering diutarakan dalam ilmu tanah yaitu:
·     Solum tanah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A - E - B.
·     Lapisan tanah atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O – A.
·     Lapisan tanah bawah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: E - B.
(Madjid, 2009).
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah uang lebih tepat waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda adalah amat besar (Hakim, 1986).
Tentang hal ini dikemukakan oleh Kartasapoetra dan Mulyani (1987) sebagai berikut :

1)    Lapisan tanah atas (top soil) yang ketebalan solumnya sekitar 20 – 30 cm merupakan tanah yang relatif lebih subur jika dibandingkan dengan sub soil, banyak mengandung bahan organik dan biasanya merupakan lapisan olah tanah bagi pertanian yang banyak memungkinkan keberhasilan usaha penanaman diatasnya.
2)    Lapisan tanah atas merupakan media utama bagi perkembangan akar tanaman yang kita budidayakan dengan kandungan unsur-unsur haranya yang tinggi serta tingkat kelembaban tanahnya menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengelolaan tanah yang baik (pengolahan dan pemberian bahan organik) akan lebih memperbaiki sifat fisik tanah itu, sedangkan kesuburan dan produktivitasnya akan dapat lebih ditingkatkan dengan beberapa perlakuan, seperti pemberian pupuk, pemulsaan, pengapuran, pengeringan atau pembasahan dan lain sebagainya.
3)    Akan tetapi dalam ketahanannya, tanah lapisan atas biasanya lebih rapuh, lebih mudah terangkut dan hanyut dibanding dengan sub soil, terutama pada permukaan tanah yang mempunyai kemiringan (slope), hanya dengan beberapa perlakuan pula (penanaman rumput-rumputan dan lain-lain) maka keadaan top soil akan dapat lebih dipertahankan. Terdapat unsur hara yang diperlukan dalam tanah yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.





Beberapa sifat-sifat fisik menurut Hardjowigeno (1987), antara lain :
1. Batas Horizon
Batas suatu horizon dengan horizon lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan horizon-horizon ini dibedakan ke dalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm), berangsur (lebar peralihan 6,5 – 12,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm).

2 . Warna Tanah
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya disebabkan oleh perbedaaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan organik, warna tanah semakin gelap. Di lapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe yang didapat.

3. Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halusnya tanah (< 2 mm). Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokan dalam berbagai nilai struktur.
4.Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
5. Konsistensi
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Dalam keadaan lembab atau kering konsisteni tanah ditentukan dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dikatakan berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila gumpalan tanah sukar hancur dengan remasan tersebut tanah dikatakan berkonsistensi teguh (lembab) atau keras (kering).
Dengan demikian, proses pembentukan tanah terjadi akibat beberapa faktor yang saling beinteraksi sehingga dapat membentuk tanah. Faktor-faktor tersebut adalah iklim, organisme, topografi (relief), bahan induk, dan waktu. Kelima faktor tersebut dikenal dengan istilah faktor pembentuk tanah. Sebenarnya banyak sekali faktor lain yang mempengaruhi dalam proses pembentukan tanah, akan tetapi kelima faktor inilah yang dianggap paling berperan penting dalam proses pembentukan tanah s = f (cl, o,r, p, t)Di mana s adalah tanah, cl adalah iklim lingkungan, o adalah organisme, r adalahrelief, p adalah bahan induk, dan t adalah waktu terbentuknya tanah (Wiyono, 2012).




























BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    ALAT DAN BAHAN
            Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya bor tanah, abney level (clinometer) untuk mengukur kemiringan tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, buku Munsell Soil Color Chart, kantong plastik, spidol, buku pedoman pengamatan tanah di lapang, dan daftar isian profil.
            Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan H2O2 3%, larutan HCL 10%, larutan αα-dipridil dalam 1N NH4Oac neteral, akuades dan lahan pengamatan.
B.     PROSEDUR KERJA
1.          Tempat pembuatan profil dipilih, sebelumnya dilakukan pengeboran (boring) ditempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1meter, yang berguna supaya tercapai keseragaman.
2.          Lubang yang telah digali sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m. Didepan bidang pengamatan profil dibuat tangga (trap) ke bawah untuk memudahkan pengamatan.
C.      Pengamatan
            Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan atas sampai bawah. Penarikan batas horison atau lapisan tanah dapt ditentukan dengan melihat pebedaan warna atau menusuk-nusuk pisau ke dalam tanah dengan tekanan tetap untuk merasakan perbedaan kekerasannya. Selanjutnya dilakukan penetapan horison-horison dan penncatatan pada daftar isian profil.
Dalam pengamatan tebal horison perlu diamati :
1.      Kejelasan yang dibedakan atas :
            a  = abrupt (nyata) jika tebalnya < 2,5 cm
            c  = clear (jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
            g  = gradual (berangsur), batas peralihannya 6,25- 12,5 cm
            d  = diffuse (baur), batas peralihannya >12,5 cm
2.      Topografi batas horison yang dibedakan atas :
            s  = smooth (rata), batasnya lurus teratur
            w = wavy (berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
            i  = irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
            b = broken (terputus), batas horison tidak dapat disambungkan

            Setelah masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing lapisan diamati : warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman, bentukan istimewa seperti konkresi, horison penciri, dan sebagainya.
            Selain ciri-ciri morfologi profil, perlu juga dicatat faktor-faktor sekeliling yaitu relief, lereng (posisi, bentuk), bentuk wilayah, ketinggian tempat, bahan induk, drainase (kelas), permeabilitas, bentuk erosi, vegetasi, iklim, curah hujan, permukaan air tanah, usaha tani, keadaan batu, dan sebagainya.












BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
Lapisan
1
2
3
4
5
Dalam Lapisan
0cm-18cm
18cm-44cm
44cm-69cm
69cm-97cm
97cm-125cm
Simbol Lapisan
O
A1
A2
B1
B2
Batas Lapisan
C
G
G
D
D
Batas Topografi
S
S
S
W
W
Warna Tanah (Matriks)
5 YR 4/1
Dark reddish gray
5YR 4/2
Dark grey brown
10YR 3/3
Dark brown
10 YR 4/6
Dark Yellow sid brown
10 YR 3/3
Dark brown
Tekstur Tanah
S  CL
L
Cl
Cl
Cl
Struktur Tanah
1      VC
1     M
1       C
2         M
1         F
Konsistensi
       so  po  vF   S
      ss    ps
f  l
so  po  vf 
       s
ss     t       s
vs     p       f   sh   
pH Tanah
5
5
6
5
5
Perakaran
Halus
Kasar
Banyak
Banyak
Sedang 
   Sedang
sedikit
sedikit
sedikit
sedikit
Reaksi Terhadap Hcl
     berbuih
(+)
tidak berbuih
(-)
tidak berbuih
(-)
berbuih
(+)
berbuih banyak
(++)
Reaksi Terhadap H2O
berbuih banyak
(++)
berbuih sangat banyak
(+++)
berbuih sangat banyak
(+++)
Berbuih sangat banyak
(+++)
berbuih

(+)


B.     PEMBAHASAN

Tanah adalah benda alam yang menempati lapisan teratas dari kulit bumi, merupakan medium pertumbuhan tanaman yang tersususn dari bahan-bahan mineral dan bahan organik, mempunyai sifat-sifat khusus yang terbentuk dari gabungan faktor: iklim bahan induk, bentuk wilayah, jasad hidup, dan waktu lamanya terbentuk (Subagyo,1970). Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi (Hakim, 2007).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Buckman, 1982). Profil tanah adalah penampang melintang (vertikal) tanah yang terdiri dari lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk  akibat proses pembentukan tanah (horison A dan B) ( Hardjowigeno, 2010 ). Profil tanah merupakan irisan vertical tanah dari lapisan paling atas sehingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut Solum Tanah, horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah (Hanafiah, 2009).


Berikut adalah faktor yang mempengaruhi terhadap proses pembetukan tanah, diantaranya adalah sebagai berikut:
.
1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan  agregat, karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat  > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak  berpengaruh terhadap agregasi. Bahan induk tanah dibedakan menjadi 3 yaitu residual, transport, dan organik. Residual berasal dari proses pelapukan batuan induk yang ada di bawahnya. Transport merupakan bahan induk tanah yang berasal dari erosi yang dibawa air dan mengalami sedimentasi. Sedangkan organik merupakan bahan induk tanah yang berasal dari hasil proses pembusukan flora dan fauna yang kemudian akan menghasilkan horison ( O ) (Hakim, 1986).

2. Bahan organik tanah
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian.  Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan  organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat  (Hakim, 1986).
.
3. Topografi
Relief adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah termasuk didalamnya perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Topografi suatu daerah dapat menghambat atau mempercepat pengaruh iklim. Di daerah datar atau cekung dimana air tidak mudah hilang dari tanah atau menggenang, pengaruh iklim menjadi tidak jelas dan terbentuklah tanah berwarna kelabu atau banyak mengandung karatan. Sebagai akibat genangan itu . (Hakim, 1986)
.

4. Organisme
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu  berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara  tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan  dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah (Hakim, 1986).

5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu  berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin berpengaruh.  Karena proses pembentukan tanha terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua(Hakim, 1986).
.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan,  pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah. Curah hujan dan suhu tinggi di daerah tropika menyebabkan reaksi kimia berjalan cepat, sehingga proses pelapukan dan pencucian berjalan cepat. Akibatnya banyak tanah di indonesia telah mengalami pelapukan lanjut. (Hakim, 1986)

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan koloid. (Hakim, 1982).
Profil tanah didapatkan bila dilakukan pemotongan secara melintang suatu tanah secara tegak lurus dan menggambarkan bagian –bagian tanah mulai dari permukaan sampai lapisan induk. Lapisan ini disebut juga horizon dan di atas bahan induk seluruhnya disebut solum. Tiap tanah yang berkembang menjadi batu dan masih dalam keadaan aslinya mempunyai sifat – sifat ini dipakai dalam klasifikasi tanah. (Hakim, 1986)
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah uang lebih tepat. Adapun faktor-faktor pembentuk tanah yaitu, bahan induk, organisme, topografi, iklim, waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda adalah amat besar (El-Sohby, 2008).
Horison  tanah  adalah  lapisan atau  bahan  tanah  yang kurang  lebih sejajar dengan permukaan bumi dan  berbeda  dari lapisan  di sebelah atas ataupun bawahnya yang secara  genetik ada  kaitannya.  Perbedaan itu dapat  bersifat  fisik,  kimia, biologik,  atau  ciri-ciri seperti warna,  struktur,  tekstur, konsistensi, macam dan jumlah organisme yang terdapat, tingkat kemasaman atau kealkalian, dan sebagainya. (Dani , 2007).
Cara menentukan lapisan horizon  yaitu  memerhatikan warna pada penampang tanah, tempat terjadi perubahan warna ditarik sebagai batas horison. Pada umumnya profil tanah mempunyai horison tipis (beberapa cm) pada bagian atas yang berwarna gelap. Ada profil yang horisonisasinya mudah dibedakan dengan hanya berdasarkan warna saja. Pada bagian yang tidak dapat dibedakan warna, menusukan-nusukan dengan pisau lapang sambil meremas, bekas tusukan tanah. Dengan tusukan tersebut dapat dibedakan lapisan yang gembur, agak keras, dll. menarik betas horison pada tempat terjadinya perubahan sifat tersebut (Basma, 2008).

 a)Batas horizon nyata, apabila peralihan kurang dari 2,5 cm,
b)Batas horizon  jelas, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 2,5 cm sampai 6,5 cm,
c)Batas horizon  berangsur, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 6,5 cm sampai 12,5 cm, dan
d)Batas horizon  baur, apabila peralihan terjadi dengan jarak lebih dari 12,5 cm.
Bentuk topografi dari batas harison dalam profil tanah yang terlihat secara visual dibagi dalam 4 kategori, yaitu: (1) bentuk topografi datar, (2) berombak, (3) tidak teratur, dan (4) terputus.

Rata (smooth) : datar dengan sedikit atau tanpa ketidak-teraturan permukaan
• Berombak(wavy) : berbentuk kantong, lebar >dalam.
• Tidak teratur (irregular) : berbentuk kantong, lebar
• Terputus (broken) : batas Horizon tidak dapat disam-bungkan dalam satu bidang datar
(Hakim,  1986).


Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison, horison-horison tersebut diantara lain yaitu :
1.        Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh. Horison ini merupakan horison organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral (Hanafiah, 2009).
2.      Horison A1 adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik. A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A. Horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian (Hardjowigeno, 2010).
3.        Horison E (horison pencucian)
Asam organik dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk pada topsoil meresap ke bawah ke horizon E, atau zona pencucian, dan membantu melarutkan mineral seperti besi dan kalsium. Pergerakan air ke bawah pada horizon E membawa serta mineral terlarut, juga mineral lempung berukuran halus, ke lapisan di bawahnya. Pencucian (atau eluviasi) mineral lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon ini berwarna pucat seperti pasir (Hakim, 2007).
4.        Horison B (horison akumulasi)
Material yang tercuci ke bawah ini berkumpul pada horizon B, atau zona akumulasi. Lapisan ini kadang agak melempung dan berwarna merah/coklat karat akibat kandungan hematit dan limonitnya. Kalsit juga dapat terkumpul di horizon B. Horizon ini sering disebut subsoil. Pada horizon B, material Bumi yang masih keras (hardpan), dapat terbentuk pada daerah dengan iklim basah di mana mineral lepung, silika dan oksida besi terakumulasi akibat pencucian dari horizon E. Lapisan hardpan ini sangat sulit untuk digali/dibor. Akar tumbuhan akan tumbuh secara lateral di atasnya dan bukannya menembus lapisan ini; pohon-pohon berakar dangkal ini biasanya terlepas dari akarnya oleh angin (Pairunan, 1985).
5.        Horison C
Horizon C ialah material batuan asal yang belum seluruhnya lapuk yang berada di bawah horizon B. Material batuan asal ini menjadi subjek pelapukan mekanis maupun kimiawi dari frost action, akar tumbuhan, asam organik, dan agen lainnya. Horizon C merupakan transisi dari batuan asal (sedimen) di bawahnya dan soil yang berkembang di atasnya (Buckman, 1992).
6.        Horison R adalah batuan keras yang belum dilapuk sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 2010).
Sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara, dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah (Mc Cullagh, 1989).
Praktikum profil tanah dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Kegiatan di lapangan yaitu mengamati kedalaman lapisan tanah, menentukan simbol lapisan, batas tofografi, kandungan bahan kasar (konkresi/hablur/fragmen), karatan dan perakaran,warna tanah tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, pH tanah, dan reaksi terhadap HCl dan H2 O2.
Kedalaman lapisan cara mengamatinya yaitu dengan menusuk – nusuk tanah dan dirasakan perbedaannya. Jika tekstur yang dirasakan saat menusuk-nusuk tanah tersebut itu menunjukan sudah berbeda horison. Lalu setiap batas peraliahan tersebut diberi tanda dengan stik sebagai pembatas antar horison tanah.   Berdasarkan tabel diatas, tanah yang diamati terdiri atas 5 lapisan, yaitu lapisan pertama 0-18 cm dan lapisan kedua 18-44 cm, lapisan ketiga 44-69 cm, lapisan keempat 69-97 cm dan lapisan kelima 97-125 cm.
Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari  12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus (Hardjowigeno, 2010).


Pengamatan propil tanah dilakukan dengan menggali tanah dengan bor tanah dengan ukuran lubang sedemikian rupa yaitu panjang 2 m, lebar 1,5 m, dan kedalaman 1,5 m. Lalu didepan bidang pengamatan propil dibuat tangga ke bawah agar mudah untuk melakukan pengamatannya.
Penentuan batas lapisan dilakukan dengan menusuk-nusuk tanah lalu setiap perbedaan tekstur menunjukan horison yang berbeda dan ditandai batas peralihan tersebut dengan stik. Setelah itu amati kejelasan dari batas lapisan tersebut. Hasil yang diperoleh yaitu lapisan I jelas, lapisan II berangsur, lapisan III berangsur, lapisan IV baur dan lapisan V berangsur.
Batas topografi pengamatannya sama seperti batas lapisan jika batas yang ditandai oleh stik itu lurus teratur berarti rata, jika berombak berarti berbentuk seperti kantong lebar > dalam, jika tidak berarturan berarti berbentuk seperti kantong lebar < dalam. Hasil yang didapat yaitu Lapisan I rata karena lapisan tersebut tidak terdapat kerikil atau batuan pada lapisan tersebut hanya terdapat bahan organik saja, lapisan II rata , Lapisan III berombak karena terdapat kerikir dan batuan yang berukuran kecil, Lapisan IV dan V tidak teratur karena terdapat batuan yang sebagian melapuk dan yang masih belum melapuk, bongkahan batu terlihat sangat jelas sehingga batas topografinya tidak teratur.
Pengamatan penentuan perakaran dilakukan dengan mengamati akar yang terdapat pada tanah yang diamati tersebut dan didapat hasilnya bahwa perakaran di tanah yang diamati jumlah akarnya sedang dan berukuran kecil, karena vegetasi yang terdapat pada tanah yang diamati yaitu hanya terdapat rumput yang memiliki akar serabut sehingga perakaran rumput tersebut hanya mencapai kedalaman 23 cm.

Hasil pengamatan menunjukkan ,  bahwa setiap tanah mempunyai horison-horison yang berbeda. Lapisan I pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 0-18 cm dan berwarna dark reddish gray 5 YR 4/1   , batas lapisannya (c) jelas  dengan atas peralihan 2,50-6,25cm, bertekstur lempung berliat , struktur tanah sangat kasar dan derajat stukur lemah, konsistensi tak lekat,tidak plastis,sangat gembur dan lunak ,  batas memiliki ph 5.  Reaksi terhadap hcl(+) dan reaksi terhadap  H2O2 (++) .Warna gelap tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kandungan bahan organik yang tinggi yang terdekomposisi.
 Hal ini hampir sesuai dengan dituturkan Hakim yang menyatakan bahwa horison teratas hampir seluruhnya mengandung bahan organik. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan termasuk pada horizon ini. Humus dari horizon bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk lapisan I, soil berwarna gelap yang kaya akan bahan organik dan aktivitas biologis, tumbuhan ataupun hewan.      
Lapisan II pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 18-44 cm dan berwarna dark grey brown 5 YR 4/2. Batas topografi rata (s) lurus teratur, tekstur tanah (l) lempung. Struktur sedang, derajat struktur lemah, konsistensi agak lekat(ss),agak plastis(ps),gembur(f),dan lepas(i) , ,PH 5 . hal ini sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa bahwa batas suatu horizon dengan horizon lainnya dalam suatu Profil Tanah dapat terlihat jelas atau baur dengan lapisan yang lain.
Lapisan III pada profil dalam berwarna dark brown  10 YR 3/3 dengan kedalaman lapisan 44            -69 cm.  Batas peralihan gradual (berangsur) 6,25-12,5 cm . tekstur tanah lempung berliat (cl) struktur kasar dengan derajat struktur lemah. konsistensi tidak lekat (s0) , tidak plastis(p0) dan sangat gembur (vf). Memiliki  PH 6. reaksi terhadap HCL (-), reaksi terhadap H2O2 (+++). Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa “Yang dapat mempengaruhi konsistensi tanah yaitu tekstur, kadar, bahan organic dan kadar bahan koloid tanah”.
Lapisan IV pada profil tanah dalam lapisan 69-97cm berwarna dark yello brown 10YR 4/6 batas baur batas peralihannya >12,5cm, batas topografi (w) berombak.  Bertekstur lempung berliat, struktur sedang, konsistensi agak lekat (ss), plastis (p) teguh (t) lunak (s) PH 5 reaksi terhadap HCL (+), reaksi terhadap H2O2 (+++




Pada lapisan tanah V  dalam lapisan 97-125cm memiliki pH 5 , memiliki warna dark Brown  10 YR 3/3  .batas lapisan berbaur >12,5, batas topografi berombak, tekstur tanah lempung berliat (cl) struktur halus (f),konsistensi sangat lekat (vs),plastis,gembur dan agak keras. Reaksi terhadap HCL (++) dan reaksi terhadap H2O2 (+).

Larutan HCl digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan kapur pada tanah, jika tanah berbuih berarti terdapat kandungan kapur didalam tanah. Sementara Larutan H2O2 digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan bahan organik pada tanah, jika tanah berbuih berarti terdapat kandungan bahan organik didalam tanah. Pada lapian V tidak menunjukkan  adanya kandungan bahan organic karena tidak ada buih. Karena semakin kebawah bahan organic semakin  bekurang (Rajiman , 2008).


BAB V
SIMPULAN
A.    KESIMPULAN
   Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian     Tiap – tiap lapisan pada profil tanah yang berbeda, mulai dari warna ; tekstur ; struktur ; konsistensi ; pH tanah dll.Untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam tanah digunakan larutan H2O2 dan akan ditandai dengan keluarnya buih dari dalam tanah.
Berdasarkan hasil praktikum pembuatan profil tanah dapat disimpulkan yaitu:
1.      Horison tanah terdiri dari Horison O, A1, A2,B1, dan B2.



B.     SARAN
1.Komunikasi antar Asisten dan Praktikan sebaiknya diperlancar agar praktikan dapat mengetahui apa saja yang diperlukan sehubungan dengan praktikum ini.




DAFTAR PUSTAKA

Basma A.2008. Cyclic swelling Behavior of clays. Journal of Geotechnical Engineering, ASCE, 8 (4 ) :45-62.
Dani Lukman Hakim. 2007.Karekteristik Horison Berdasarkan  Sekuen Topografi Pada Lahan Kritis di Kbupaten Garut,. Jurnal Ilmu Tanah, 18(3):205-209.
El-Sohby, M.A. 2008.  Type of soils.  Canadian Geotechnical Journal ,4(3) : 155-162.
Hakim, Nurhajati. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: UniversitasLampung.
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akapress. Jakarta.
Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-dasarIlmu Tanah.Rajawali pers.Jakarta
Kartasapoetra. 1987. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UniversitasPadjajaran.Bandung.
Rajiman dan Prapto. 2008. Pengaruh Tanah Teradap Sifat Fiika Tanah Dan Hasil Bawang Merah Pada Lahan Pasir Pantai Bugel Kabupaten Kulon Progo, 12 (1) : 67-84.

Wiyono.2012. Aplikasi Taxonomy Pada Tanah-tanah Yang Berkembang. Jurnal Ilmu Tanah, 6(1): 13-26.

1 komentar:

  1. Play Slots Online For Real Money in Jamaica - Jtm Hub
    Play 김포 출장안마 online slot machines for real money in Jamaica. Get your daily dose of gambling at 의정부 출장마사지 Jtm. 정읍 출장샵 Join our casino 전주 출장안마 to get 여수 출장안마 your daily dose of gaming

    BalasHapus

Nilai dari Teknologi Mekanisasi Pertanian (combine harvester) di Desa Waiketam Baru, Kec. Bula Barat, Kab. Seram Bagian Timur

  Nilai dari Teknologi Mekanisasi Pertanian (combine harvester) di Desa Waiketam Baru, Kec. Bula Barat, Kab. Seram Bagian Timur   1.  Gambar...